Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
18 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
14 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
14 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
15 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Trio Bersaudara Hiasi Pelatnas Gulat Asian Games 2018

Trio Bersaudara Hiasi Pelatnas Gulat Asian Games 2018
Jum'at, 04 Mei 2018 14:17 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Tidak sedikit atlet terkemuka di berbagai cabang olahraga yang mewarisi bakat dari orangtuanya. Entah itu ayah dan ibunya atau salah satu di antaranya. Fenomena ini lumrah terjadi di berbagai belahan dunia manapun.

Di Malaysia, sekadar contoh saja, publik penikmat cabor bulu tangkis masa lalu pernah mengakrabi beberapa pemain dari keluarga Sidek, yakni Misbun, Jailani, Razif serta Rashid Sidek dan si bungsu Rahman Sidek. Klan Sidek ini amat terkenal di era 1980-an.

Hampir bersamaan dengan itu, di Indonesia, pencinta bulu tangkis tanah air tentunya sangat mengenal tiga nama kondang kakak-beradik: Hastomo Arbie, Edhi Hartono, dan Haryanto Arbie. Belakangan, dari cabor ini juga diakrabi adanya regenerasi dari legenda Icuk Sugiarto, melalui Tommy Sugiarto dan Jauza Sugiarto.

Regenerasi dan kaderisasi atlet nasional melalui warisan 'darah olaharaga' orangtua cukup banyak di Indonesia. Termasuk di cabor gulat. Salah satu yang paling fenomenal diantaranya adalah keluarga pegulat dari Samarinda, Kalimantan Timur.

Kalimantan Timur sejak dulu dikenal sebagai salah satu ladang kelahiran pegulat tangguh. Posisi Kaltim sebagai barometer kekuatan gulat nasional antara lain dilandasi keberhasilan dari regenerasi para pegulat handalnya. Hegemoni Kaltim ditunjang kontuitas dari kaderisasi para pegulatnya, terutama melalui warisan turun temurun, dari keluarga.

Dalam konteks inilah peranan keluarga Haji Darmansyah dan Hj. Rubaiyah tak boleh dilupakan. H.Darmansyah, yang sudah berpulang, meninggalkann warisan paling berharganya berupa kecintaan atas olahraga gulat yang luar biasa kepada anak-anaknya. Bayangkan, tujuh dari delapan anaknya menggeluti olahraga gulat. Mereka: H.Rudiansyah, Badriansyah, Komariah, Ardiansyah, Dewi Ulfah, Aliansyah, dan Iriansyah.

Dari tujuh anak pasangan almarum H.Darmansyah dan Hj.Rubaiyah yang berkiprah di cabor gulat ini tiga diantaranya berada di Tim Nasional Gulat Asian Games Indonesia yang saat ini tengah digembleng di Sofia, Bulgaria.

Trio bersaudara itu yakni, Ardiansyah, Dewi Ulfah dan Aliansyah. Ardiansyah, kelahiran Samarinda 21 Januari 1986, menjadi andalan di Kelas 65kg Gaya Bebas, Dewi Ulfah-anak nomor 6, menggapai asanya di kelas 53kg Gaya Bebas putri, sedangkan adik mereka Aliansyah, termasuk yang paling diandalkan merebut medali, berkompetisi di kelas 66kg Gaya Grego.

Tiga kakak-beradik Ardiansyah-Dewi Ulfah dan Aliansyah bergabung bersama 15 pegulat terbaik lainnya dari Kalimantan Selatan, Jatim, Jabar, DKI Jakarta, Banten dan Sumsel di Timmas Gulat Asian Games Indonesia yang sejak Minggu (22/4/2018) lalu berada di Bulgaria untuk menjalani pelatihan pemantapan teknik, pematangan fisik, dan peningkatan kekuatan mentalnya.

Ditangani oleh empat pelatih, yakni Buyamin, Zulhaidir, Fathur Rahman dan Edem Abduraimov, ke-18 pegulat terbaik tanah air ini akan menjalani pelatnas lanjutan di Bulgaria hingga pertengahan Juli mendatang. Sebelum bertolak ke Bulgaria mereka sudah lebih dulu menjalani pelatihan selama sekitar 40 hari di Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC), Cisaat, Sukabumi.

Dari Sofia, Bulgaria, Dewi Ulfah mengirim foto-foto kebersamaannya dengan rekan-rekannya sesama pegulat pelatnas. Sungguh senang dan bangga melihat keakraban, kekompakan dan soliditas mereka, yang tengah berjuang keras menempa diri dalam upayanya mempersembahkan medali emas bagi kontingen Indonesia di kompetisi gulat Asian Games XVIII/2018 mendatang.

Dewi Ulfah juga mengirim foto-foto kebersamannya dengan kakaknya, Ardiansyah, dan adiknya, Aliansyah. Juga foto dia bersama lima saudara kandungnya saat berkumpul di Test-Event Asian Games pada medio Oktober lalu di GOR Ciracas, Jaktim, yang sekaligus menjadia arena seleksi nasional untuk pembentukan Timnas Gulat Asian Games XVIII/2018.

"Yang paling kanan berkaus hitam itu abang saya, Rudiansyah, lalu Aliansyah, saya, terus Ardiansyah, Badriansyah, dan Iriansyah. Rudiansyah menjadi pelatih putri tim Kaltim, Badriansyah pelatih gaya bebas di Kaltim. Adik saya yang paling kecil, Iriansyah, nggak tampil di seleknas karena kelasnya tidak ada," papar Dewi Ulfah, menuliskan keterangan dari foto yang dikirimnya.

Pada foto yang lain, dia berpose dengan Ardiansyah dan Aliansyah, setelah sama-sama merenggut medali emas di test-event Asian Games sekaligus seleknas itu.

Dua hari hari lalu Timnas Gulat Asian Games Indonesia ini berhasil melakukan pendakian ke puncak gunung Vitosha yang diselimuti salju. Di puncak Vitosha Mountain itu, Ardiansyah mengibarkan Sangsaka Merah Putih. Dia dan para pegulat nasional lainnya juga mengumandangkan lagu Bagimu Negeri. Hati mereka bergetar.

Kibaran Bendera Merah Putih serta kumandang Indonesia Raya dan Bagimu Negeri tentunya akan lebih menggetarkan hati dari pencapaian puncak mereka di kompetisi gulat Asian Games XVIII/2018 nanti.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Olahraga, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/