Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
2
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
3
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
4
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
2 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
5
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
6
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Home  /  Berita  /  GoNews Group

YLPK Minta Pengusaha di Meranti Tak Gunakan Zat Berbahaya pada Makanan dan Minuman

Selasa, 22 Mei 2018 18:09 WIB
Penulis: Safrizal
SELATPANJANG - Memasuki Bulan Ramadan, minat beli masyarakat meningkat. Terutama bahan-bahan makanan dan makanan jadi.

Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, setiap pihak terkait melakukan pengecekan zat yang terkandung dalam makanan, ditemukan (bahan berbahaya). Diantaranya Rodhamin B.

Untuk itu, di tahun ini, Yayasan Lembaga perlindungan Konsumen (YLPK) meminta pengusaha untuk tidak selektif menggunakan bahan pada makanan.

"Kita imbau seluruh pengusaha takjil, makanan minuman, marilah cari untung sambil beramal," kata Ketua YLPK Kepulauan Meranti, Mulyono SE, Selasa (22/5/2018).

Kata Mulyono lagi, pedagang jangan menggunakan pewarna yang berbahaya (lebih cerah) untuk menarik perhatian pembeli. Bisa dikenakan sanksi karena membahayakan konsumen.

"Gunakan bahan original. Harga buatlah harga layak jual," pesan Mulyono.

Disampaikannya lagi, jangan mau untung banyak lalu menggunakan bahan berbahaya. Selain membahayakan kesehatan masyarakat, juga merusak nama baik daerah.

"Jangan gara-gara segelintir okjum, nama daerah rusak," kata Mulyono.

Mulyono juga mengaku bahwa YLPK dalam waktu dekat akan turun untuk melihat produk-produk yang dijuak apakah layak dibeli dan dikonsumsi masyarakat atau tidak. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/