Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
11 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
3
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
8 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
4
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
9 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
5
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
6 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
6 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Home  /  Berita  /  Riau

Jangan Abaikan Peran Sastra dalam Pembentukan Peradaban

Jangan Abaikan Peran Sastra dalam Pembentukan Peradaban
Rabu, 06 Juni 2018 16:15 WIB
PEKANBARU - Panggung Toktan Riau akhiri kegiatan Dakwah dan Seni yang ditaja setiap menjelang berbuka puasa pada Selasa, Kamis, Sabtu selama Ramadhan dengan mendatangkan sejumlah sastrawan Riau, seperti taufik Ikram Jamil, Bambang Kariyawan, Griven H. Putera, Jefry Almalay dan sejumlah sastrawan lainnya. Menurut Imam Panggung Toktan, Alhaj Aris Abeba, sepuluh hari terakhir Ramadhan akan diisi dengan iktikaf.

''Sepuluh hari terakhir Ramadhan, kegiatan Dakwah dan Seni yang menampilkan performance art di Panggung Toktan kita setop dulu. Kita fokus untuk iktikaf di masjid, untuk berkomunikasi secara intens secara personal dengan Allah Swt,'' kata penyair alumni IAIN Susqa Pekanbaru atau UIN SUSKA Riau ini.

''Petang penutupan ini sengaja kita jemput sastrawan Taufik Ikram Jamil dan kawan-kawan untuk membacakan puisi-puisi religius mereka di sini. Lalu ditutup dengan tausiyah Ramadhan oleh Griven H Putera,'' ungkapnya sebelum dimulainya pertunjukan pada Selasa, 5/6/2018.

Aktivitas pertama pada sore itu dimulai dengan musikalisasi puisi yang dibawakan keluarga cahaya yang dimotori Bambang Kariyawan, kemudian diikuti pembacaan puisi tunggal oleh Taufik Ikram Jamil. Selesai Taufik membacakan dua puisinya lalu dilanjutkan musikalisasi puisi oleh panggung Toktan yang terdiri dari Hanif Muis Mahmud, Qory Islami dan Sahfitra Harahap. Acara yang dipandu sastrawan Tien Marni ini ditutup dengan tausiyah yang disampaikan Griven H Putera.

Griven H Putera menyampaikan bahwa perkembangan peradaban Islam dari masa ke masa tak lepas dari peran sastra. Hal ini bila dilihat dari berbagai kitab para ulama yang terbit, ungkapnya. ''Hampir dalam semua bidang keilmuan, karya sastra utamanya syair digunakan ulama untuk menyampaikan pemikiran mereka tentang disiplin ilmu yang mereka kuasai. Bahkan beberapa ulama malah menyampaikan bahasan ilmu tertentu dengan syair yang indah yang utuh dalam kitab mereka. Hal itu dapat dilihat pada kitab Matan Alfiyah Ibnu Malik, Matan Al-Sulam al-Munawraq dalam ilmu Mantiq, Matan Rohabiyyah fi'Ilmi al-Faraidh wa al-Mizan serta pada banyak kitab lainnya,'' ungkap alumni IAIN Susqa Pekanbaru ini.

Griven lalu membacakan beberapa bait syair yang ditulis para ulama dalam kitab-kitab mereka tersebut dengan gayanya sendiri.

''Yang menjadi inspirator ulama untuk menyajikan ilmu dengan kata-kata indah itu adalah Alquranul Karim karena dari segi bahasa, Alquran sangat indah apalagi makna dan manfaatnya,'' lanjut sastrawan Riau, alumni Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang ini lagi.

Menurut Griven lagi, tradisi para ulama tersebut sampai juga ke nusantara. Para ulama dan cendekiawan Melayu nusantara ini juga menggunakan sastra yang indah dalam mengungkapkan keilmuan dan rasa seninya dalam beberapa karya mereka. Ini dapat dilihat dari beberapa karya Nuruddin Arraniri, Hamzah Fansury, Raja Ali Haji, Syekh Abdurrahman Shiddiq sampai pada buya Hamka dan lain-lain.

''Kenapa para ulama memakai sastra dalam menyajikan buah pikirnya? Karena sastra itu indah dan berguna. Dan tak ada orang yang tak suka pada keindahan, termasuk keindahan kata-kata,'' kata sastrawan yang juga pegawai di Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Riau ini.

''Untuk itu, dalam dakwah dan pembentukan peradaban Islam, jangan abaikan peran sastra,'' jelasnya. (rls)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Umum, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/