Hadapi Pileg 2019, Demokrat Akui Sulit Menargetkan Kursi di Kabupaten/Kota
Penulis: Winda Mayma Turnip
"Sebagaimana ditargetkan ketua umum, kita menargetkan 30 -40 persen, itu sekitar 18 kursi di DPRD Provinsi Riau. Kalau 25 persen berarti sekitar 12 kursi, tergantung kerja kita bagaimana, dan rakyat menentukan," tutur Ketua Fraksi Demokrat DPRD Riau, Aherson kepada GoRiau.com, Kamis, (5/7/2018).
"Kita optimis, karena saya kira di provinsi ini Demokrat masih cukup populer. Meskipun Pilkada lalu kita kalah, itu tidak telalu memengaruhi, karena Pilkada itukan penilaiannya adalah individu, beda dengan pileg," jelasnya.
Namun, keadaan sulit dalam mencari kandidat yang berpotensi kuat untuk terjun dalam dunia politik, dan duduk di kursi DPRD kabupaten/kota diakui cukup sulit. Menurut Aherson, Demokrat kesulitan mencari tokoh - tokoh yang kompeten, karena ditingkat kabupaten/kota, pilihan kandidat tidak terlalu banyak. Persoalan ini pun bukan hanya menjadi masalah dipartainya, tetapi partai - partai lain juga merasakan hal yang sama.
"Tingkat kabupaten/kota itu kita agak bermasalah, susah kita mencari potensi orangnya dalam berpolitik, mencari figur dimasyarakat ini sangat sulit, karena partai politik berebut, tetapi orangnya itu - itu saja," ungkapnya.
Demokrat ingin mencari tokoh yang benar - benar mampu membawa suara masyarakat dari daerah pilihannya (Dapil), serta menjadi figur dimasyarakat. Karena hal itu sangat memengaruhi perolehan suara partai.
"Kalau masalah kuota, terpenuhi saja, tetapi kalau tidak kompeten, tidak punya potensi atau dedikasi, tentu akan mengurangi suara partai. Sebaliknya, kalau kandidat ini memiliki potensi yang besar, pasti akan menambah suara dipartai," pungkasnya.
Namun meskipun demikian, Aherson menerangkan partai Demokrat telah menargetkan masing - masing kabupaten/kota di Indonesia menduduki sekitar 8 atau 9 kursi di DPRD. ***
Kategori | : | Politik, Riau, Pemerintahan |