Direktur dan Staf RSUD Arifin Achmad Heningkan Cipta untuk Korban Gempa Lombok
Mengheningkan cipta dilakukan saat upacara bendera awal bulan Agustus di lingkungan RSUD AA, di Pekanbaru, Senin (6/8/2018) pagi. Upacara ini dipimpin langsung Direktur RSUD AA Nuzelly Husnedi dan diikuti segenap staf di rumah sakit tersebut.
''Mari kita mengheningkan cipta, turut berduka atas musibah gempa Lombok dan mendoakan, terutama para tenaga kesehatan di sana, diberikan kekuatan untuk membantu serta melayani masyarakat yang terkena musibah, agar segala sesuatunya bisa teratasi segera,'' ujar Nuzelly memberi aba-aba.
Dalam amanatnya, Nuzelly mengatakan, upacara awal bulan ini sangat penting. Selain perintah langsung dari Gubernur Riau, upacara awal bulan itu juga bertujuan untuk menambah wawasan kebangsaan para staf yang bekerja di rumah sakit plat merah ini.
''Yang paling penting ditekankan itu soal wawasan kebangsaan, karena sejauh ini masih banyak yang kurang paham tentang perjuangan para pahlawan. Itu yang saya tekankan,'' kata Nuzelly.
Selain itu, Direktur juga menekankan kepada seluruh staf untuk meningkatkan pelayanan. Peningkatan pelayanan itu beragam jenisnya, termasuk peningkatan kemampuan komunikasi untuk semua staf.
''Semua staf rumah sakit ini kan punya pakta integritas yang telah ditandangani sebagai janji. Mereka punya kewajiban untuk menyampaikan kepada masyarakat apa yang telah kita lakukan,'' kata dia.
Di era modern, rumah sakitpun tak luput dari perkembangan. Baik tenaga medis, staf maupun fasilitas. Maka dari itu, peran seluruh staf sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat apa saja kegiatan yang dilakukan. Selain itu, hal ini juga merupakan bentuk transparansi.
''Itu bukan hanya tugas Direktur dan Humas saja, tetapi juga tugas semua staf rumah sakit harus paham apa yang terjadi di rumah sakit ini. Karena ini tempat kerja dia, dia yang ditugaskan disini,'' sebutnya.
Meski rumah sakit yang terletak di Jalan Diponegoro ini telah berkembang, namun masih banyak masyarakat yang kurang paham dan mengeluhkan susahnya berobat di rumah sakit ini.
''Sebenarnya masuk rumah sakit ini tidak susah, karena rumah sakit ini sudah masuk dalam level pelayanan rujukan tertinggi. Rumah sakit ini tidak boleh menerima lagi mereka yang hanya sakit demam atau flu,'' jelas dia.
Hal itu bukanlah sebagai bentuk penolakan. Hanya saja, pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini, sistemnya telah berubah. Pengobatan harus dilakukan secara berjenjang.
''Ada rujukan berjenjang. Ada pelayanan primer, sekunder dan tersier. Kalau di kita ini rujukan tersier. Jadi itu yang belum dipahami masyarakat. Makanya mereka banyak mengatakan susah sekali berobat di RSUD sekarang,'' sebutnya.
Sebelum era JKN, masyarakat yang terkena sakit ringan seperti flu atau batuk masih bisa berobat di RSUD. Tapi hal itu kini telah berubah. ''Sekarang rumah sakit ini hanya boleh menerima spesialis treat dan sub spesialis treat. Karena rumah sakit ini sudah dilengkapi dengan ahlinya dan perlengkapannya. Sehingga rumah sakit ini menelaah hal-hal yang sulit,'' ucapnya.
Untuk itu, dengan perkembangan ini, Nuzelly berharap agar semua staf dapat menjadikan dirinya sebagai komunikator. ''Dia (staf) adalah marketer yang baik untuk rumah sakit ini, sehingga masyarakat teredukasi dengan baik. Peran penting media dalam mengedukasi juga sangat diperlukan,'' pungkasnya.rilis