Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
13 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
3
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
10 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
4
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
10 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
5
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
6
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
19 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Home  /  Berita  /  Riau

Jejak Digital Ternyata Tak Bisa Dihapus, Berhati-hatilah Gunakan Internet

Jejak Digital Ternyata Tak Bisa Dihapus, Berhati-hatilah Gunakan Internet
Para peserta dan trainer Google News Initiative Training Network foto bersama seusai acara. (istimewa)
Senin, 06 Agustus 2018 07:05 WIB
PEKANBARU - Berhati-hatilah menggunakan internet, sebab jejak digital tak bisa dihapus. Hal itu diingatkan Yuafriza alias Ocha, trainer Google News Initiative Training Network, kepada para peserta training, di Hotel Fave, Pekanbaru, Minggu (5/8/2018).

Google News Initiative Training Network digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bersama Google News Initiative dan Internews. Training ini digelar dua hari, Sabtu dan Minggu.

Tema pelatihan ini "Memberantas Hoax dan Internet Sehat''. Peserta merupakan jurnalis media dengan berbagai platform. Sejak hari pertama, peserta diajarkan berbagai tools yang dimiliki google dalam menelusuri gambar atau informasi yang diduga hoaks.

Peserta diajarkan melacak, dari mana sebuah foto yang ada di internet berasal. Bahkan melacak siapa orang pertama yang mengunggah ke internet, siapa yang mengambil foto, menggunakan perangkat apa, lokasinya di mana, hingga sudah tersebar di media mana saja?

Selain itu, peserta juga diajarkan menelusuri website yang diduga penyebar hoaks. Penelusuran bisa dilakukan sampai detail, baik yang punya maupun lokasi servernya, dan about us website tersebut.

Peserta juga diajarkan bagaimana mencari data detail orang atau akun media sosial atau akun google yang diduga menyebar hoaks. Selain itu, peserta juga diajarkan menelusuri orang yang hanya dikenal nama panggilan atau tempat ia bekerja, sehingga bisa diungkap data lengkapnya.

Pada hari kedua, peserta diajarkan menelusuri kebenaran sebuah peristiwa melalui google maps, bing maps dan tools penelusuran gambar lainnya. Juga menelusuri kebenaran sebuah peristiwa melalui ciri-ciri tempat kejadian.

Materi yang penting adalah menelusuri jejak digital seseorang. Setiap orang yang berselancar di dunia maya menggunakan perangkat gadget bisa diketahui di mana posisinya dan apa yang ia lihat di internet, dengan menggunakan beberapa tools.

Usai mencoba melakukannya, peserta diingatkan bahwa jejak digital tidak bisa dihapus sama sekali. ''Maka berhati-hatilah berselancar di dunia maya. Jika biasa menggunakan internet untuk hal yang negatif, maka mulailah menggunakan internet untuk hal positif atau berinternet sehat,'' kata Ocha.

Materi terakhir, peserta diajarkan mengamankan akun google dan akun medsos serta perangkat gadgetnya dengan password yang kuat. Dianjurkan membuat password yang panjang, menggunakan gabungan huruf dan angka, sisipkan huruf kapital dan gunakan bahasa daerah.

Selain itu, peserta juga diajarkan bagaimana mengukur kekuatan password. Bagi yang susah mengingat banyak password, juga diberikan aplikasi untuk mengamankan banyak password dengan satu password. rilis

Editor:hasan b
Sumber:rilis
Kategori:Umum, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/