Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
Olahraga
13 jam yang lalu
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
2
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
3
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
13 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
4
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
7 jam yang lalu
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
5
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
8 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
5 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Chairul Tanjung: Masyarakat Jangan Senang Dulu, Diam-diam Tokopedia & Gojek Cs Dikuasai Asing

Chairul Tanjung: Masyarakat Jangan Senang Dulu, Diam-diam Tokopedia & Gojek Cs Dikuasai Asing
Kamis, 13 September 2018 00:02 WIB
JAKARTA - Mantan Menko Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengingatkan bahwa perusahaan-perusahaan startup yang saat ini berkembang didominasi kepemilikannya oleh pihak asing.

"Jangan berpikir Gojek itu milik anak bangsa, jangan berpikir Tokopedia itu milik anak bangsa, jangan berpikir semua yang ada saat ini milik anak bangsa. Bulshit," kata CT dalam Seminar Nasional dan Kongres ISEI XX 2018 di Bandung, Jumat (10/8/2018).

Dia berargumen, anak bangsa yang memiliki berbagai startup tersebut hanya memiliki saham yang kecil. Sebaliknya, kepemilikan saham terbesarnya adalah pihak asing.

"Kenapa? Karena milik anak bangsanya itu sudah tinggal mungkin ada yang 1%, ada yang 2%," ucapnya.

"Kenapa? Karena model bisnisnya membuat hal seperti itu. Investornya masuk USD1 billion, mengambil alih langsung 97%, yang founder disisain 3%. Besok dia masuk lagi (membeli saham), turun lagi (kepemilikan founder), lama-lama selesai," jelas CT.

CT mengingatkan agar warga jangan berpikir senang ketika ada investor asing yang masuk ke Indonesia. Sebab, ada dampak jangka panjang yang akan terjadi.

"Ini masalah kita. Kita tidak pernah berpikir secara holistik. Kita berpikir senang kalau ada investor asing. Tapi jangan lupa, begitu dia kuasai, 5-10 tahun lagi perusahaan ini akan membesar, menghasilkan deviden," ungkapnya.

CT mencontohkan dividen saat ini yang mencapai USD1 juta yang dibayarkan Indonesia ke luar negeri. Itu karena banyak perusahaan yang dimiliki oleh investor asing di Indonesia.

"Itu juga yang membuat kita defisit. Karena tidak melihat secara holistik dan ada jangka pendeknya, menengah, panjang. Ini menjadi isu yang sangat signifikan. Sudah (kepemilikan saham orang Indonesia) tambah kecil, tambah kecil, dan akhirnya akan hilang," tuturnya.

CT mengatakan, saat ini, para investor juga mau 'membakar uangnya' untuk mendapatkan database sebagai investasi jangka panjang. Dia mencontohkan investor Gojek yang rela mengucurkan dana banyak setiap bulan untuk menghidupkan Gojek."Tidak kurang tiap bulan Gojek membakar uang lebih dari USD30 juta, hampir Rp400 miliar," ujarnya.

"Untuk apa (investor menggelontorkan dana sebanyak itu)? Untuk dapetin yang namanya database. Dari database itu mereka nanti (investor) mencoba meng-create yang namanya ekosistem. Dari situ mereka mau menguasai ekonomi, kalau ini berhasil," tandas CT.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:okezone.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/