LGBT Diduga Ada di Meranti, Said Hasyim Tugaskan Sekolah Cek Bawaan Siswa
Penulis: Safrizal
Pesan itu disampaikan Said Hasyim saat menjadi pembina upacara di SMA N 1 Tebingtinggi, Senin (5/11/2018).
Di hadapan guru serta siswa, Said Hasyim mengingatkan tentang bahaya penyakit masyarakat tersebut. Sebab perbuatan yang bisa merugikan diri sendiri serta orang lain ini jelas-jelas melanggar hukum dan norma serta budaya yang telah mengakar di masyarakat, khususnya para generasi muda, siswa-siswi yang sedang menimba ilmu.
"Anak-anak ku siswa-siswi SMA I Selatpanjang, kalian adalah generasi muda penerus cita-cita orang tua dan pemimpin negeri ini. Mari berusaha menjadi manusia yang berhasil. Saya minta, jauhi lah seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan prilaku LGBT yang mulai marak di negeri kita," kata Said Hasyim saat itu.
Kerisauan yang dirasakan Said Hasyim, bukan tanpa alasan. Dari laporan yang masuk kepadanya, prilaku LGBT dan seks bebas sudah mulai marak di Kepulauan Meranti. Hal tersebut, menurutnya, sangat bertentangan dengan ajaran agama dan adat budaya Melayu yang kental dengan nuansa Islami.
Selain itu, seks bebas dan LGBT juga dapat merusak moral para generasi muda penerus bangsa. Untuk itu, Said Hasyim mengimbau kepada seluruh generasi muda selaku harapan bangsa, agar senantiasa menjaga sikap moral dan kepribadian. Terutama dalam menyikapi perilaku LGBT, dan seks bebas yang mulai marak di Kepulauan Meranti.
Tak lupa, Said Hasyim juga meminta peran aktif sekolah melalui guru serta kepala sekolah untuk mengawasi siswa-siswi. Salah satunya dengan melakukan pengecekan barang-barang bawaan siswa. Jika ditemukan hal yang menyimpang, segera dikomunikasikan dengan wali murid sehingga siswa yang bersangkutan tidak terjerumus lebih jauh.
Terakhir kepada masyarakat, Said Hasyim mengimbau agar saling menjaga diri dan lingkungan. Dengan saling mengingatkan dan menyadarkan jika mendapati terjadinya aktifitas LGBT yang dilakukan teman, kerabat ataupun saudara sendiri.
"Jangan berikan tempat untuk LGBT dan seks bebas. Perilaku ini harus dihilangkan karena bertentangan dengan ajaran agama dan adat budaya melayu," ujar Said Hasyim. ***
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, Pendidikan, GoNews Group |