Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
24 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
3
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
9 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
4
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
5
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
5 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
6
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
4 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Sebut Prabowo 'ASU' Bupati Boyolali Bakal Dipolisikan dan Dilaporkan ke Bawaslu

Sebut Prabowo ASU Bupati Boyolali Bakal Dipolisikan dan Dilaporkan ke Bawaslu
Yandri Susanto. (GoNews.co)
Senin, 05 November 2018 15:51 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Keluarkan kata-kata tak pantas dengan menyebut Capres Prabowo Subiyanto 'Asu' (Anjing, red), Bupati Boyolali akan dipolisikan tim pemenenangan Prabowo-Sandi.

Hal ini ditegaskan, Ketua DPP PAN yang juga Anggota Komisi II DPR Yandri Susanto, Senin (15/11/2018) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

"Kalau diikuti secara tuntas dari awal hingga akhir sampai Pak Prabowo mempersilahkan bang Zul berpidato saya pikir sangat bagus, tidak ada yang menyinggung warga Boyolali," ujarnya.

"Sebenarnya enggak ada nada ataupun kata-kata Prabowo yang tujuannya menghina orang Boyolali," ujarnya.

Justeru kata dia, orang-orang yang sok membela orang Boyolali malah mengeluarkan kata-kata penghinaan. "Mereka yang sok bela warga Boyolali, justeru mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, terutama Bupati Boyolali, yang mengatakan Prabowo Asu," tandasnya.

"Menurut saya itu lebih tendensius dan melakukan ujaran kebencian," ujarnya.

Bahkan kata Yandri, pihaknya akan melaporkan hal tersebut kepada aparat Kepolisian. "Coba dilihat, banyak sekali di youtube atau pun media sosial lengkap pidato Pak Prabowo dan ngga ada nada ataupun niat kemudian melakukan penghinaan kepada orang Boyolali, justeru itu menjadikan penyemangat bagi orang Boyolali, bahwa orang Boyolali tak boleh miskin, orang Boyolali tak boleh terpinggirkan," tegasnya.

Ia melihat, di media sosial ada beberapa video pendek yang sengaja diedit. "Ini yang akan kita siapkan langkah hukumnya. Dari tim kita, dari tim Advokasi kita yang dipimpin bang Dasco akan melaporkan orang-orang yang menyebarkan itu. Karena sudah sengaja digoreng hingga menjadi kesalah pahaman ditengah-tengah masyarakat," tukasnya.

"Terutama kita akan melaporkan Bupati Boyolali yang mengatakan Prabowo Asu, dan saya pikir itu sungguh sangat tidak pantas diungkapkan oleh seorang pajabat public, selain ke polisi ke Bawaslu juga kita laporkan karena merugikan kami," timpalnya.

Sebelumnya, pidato calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat peresmian Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018), berbuntut panjang.

Rekaman video pidato itu viral karena pada salah satu bagian Prabowo menyebutkan kata-kata "tampang Boyolali".

Dalam pidatonya, Prabowo menyebutkan bahwa Jakarta dipenuhi gedung menjulang tinggi dan hotel-hotel mewah.

Ia menyebutkan beberapa hotel berbintang di Ibu Kota. Namun, ia yakin warga Boyolali tidak pernah menginjakkan kaki di hotel mewah itu. "Tapi saya yakin kalian tidak pernah masuk ke hotel-hotel tersebut. Betul?” tanya Prabowo. "Betul," jawab mereka yang hadir di acara itu.

"Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian, ya tampang Boyolali ini, betul?” kata Prabowo lagi.

Dampak dari pernyataan itu, seorang pria kelahiran Boyolali bernama Dakun melaporkan Prabowo ke Polda Metro Jaya.

Dia mengatakan, ucapan Prabowo telah menyinggung warga Boyolali. "Saya asli dari Boyolali. Kami merasa tersinggung dengan ucapan Prabowo bahwa masyarakat Boyolali itu kalau masuk mal atau masuk hotel itu diusir karena tampangnya itu tampang Boyolali," kata Dakun.

Sementara itu, di Boyolali, ribuan warga memadati Balai Sidang Mahesa Boyolali, Minggu (4/11/2018). Mereka memprotes pernyataan Prabowo karena pernyataan itu dianggap merendahkan martabat warga Boyolali.

Warga melakukan aksi konvoi di jalan menggunakan sepeda motor sambil membawa spanduk #SaveTampangBoyolali.

Bahkan, warga turut mengarak bendera merah putih raksasa berukuran 50x10 meter keliling jalan untuk menunjukkan warga Boyolali adalah warga Indonesia.

Dinilai dipolitisasi

Atas semua keributan itu, para politisi pendukung Prabowo-Sandiaga pun angkat bicara. Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno menilai, ucapan Prabowo telah dipolitisasi. Eddy khawatir segala ucapan Prabowo akan selalu ditanggapi secara politis.

"Saya prihatin segala sesuatu yang diucapkan itu rawan untuk dipolitisir. Coba kita ber-khuznudzon, berprasangka baik atas setiap kata dan tutur yang diucapkan," ujar Eddy.

Padahal, Prabowo tidak bermaksud mendiskriminasi warga Boyolali. Prabowo juga tidak bermaksud mengejek atau merendahkan mereka. Namun, pernyataan itu menjadi polemik karena ada pihak yang memolitisasi.

"Kita, kan, sering dengar istilah ndeso dan lain-lain. Saya kira itu bukan berarti kita merendahkan seseorang atau pihak tertentu atau kelompok tertentu. Tidak ada sama sekali," ujar Eddy.

Sementara itu, juru bicara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Faldo Maldini, berharap agar istilah "tampang Boyolali" tidak dipelintir maknanya.

"Saya berharap isu ini mengarah ke substansi, kenapa kesejahteraan pedesaan gagal terangkat? Jangan dipelintir untuk memancing kebencian. Siapa pun yang menang, warga harus jadi yang paling untung," kata Faldo.

Atas polemik tersebut, Prabowo pun mengaku bingung. Menurut dia, gurauannya sering kali dipermasalahkan.

Saat menghadiri deklarasi dukungan Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandiaga (Kopassandi), Minggu (4/11/2018), di Lapangan Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Prabowo berseloroh harus berhati-hati berbicara di depan massa karena banyak kamera televisi yang merekamnya.

Ia pun bercerita tentang pernyataan-pernyataannya yang dipersoalkan. "Saya baru keliling kabupaten-kabupaten di Jateng dan Jatim. Mungkin Saudara monitor. Saya juga bingung, kalau saya bercanda dipersoalkan. Kalau saya begini dipersoalkan, begitu dipersoalkan," ujar Prabowo.

Dia tidak menyebut gurauan mana yang ia maksud. Apakah terkait polemik "Tampang Boyolali" yang ramai saat ini.

Namun, ia memahami bahwa keramaian seperti ini lumrah terjadi dalam tahun politik. "Saya tahu, tapi ini adalah politik. Ini adalah musim politik," kata Prabowo.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/