Lakukan Pembinaan, Dinas Sosial Pantau 12 Titik Kumpul LGBT di Kota Padang
Kepala Dinas Sosial Kota Padang Amasrul mengatakan, hingga kini pihaknya telah menerima sebanyak 18 orang pelaku seks sesama jenis hasil tangkapan Satpol PP Padang. Dari jumlah tersebut, 10 di antaranya adalah perempuan dan selebihnya waria.
Menurut Amasrul, pelaku LGBT termasuk penyakit jiwa. Sehingga diperlukan pendampingan bertahap untuk proses rehabilitasi kelompok LGBT. Mulai dari segi psikologi dan keagamaan. Dalam hal pembinaan ini, pihaknya juga telah menggandeng Kementerian Agama.
"Upaya dari Dinas Sosial itu pendampingan. Kami carikan psikolog dengan Kemenag dan Dinas Kesehatan untuk cek darah," kata Amasrul, Senin (19/11/2018) seperti dikutip dari JawaPos.com.
Selain itu, pendampingan untuk pelaku LGBT juga diterapkan dengan langsung mendatangi rumah pelaku. Langkah ini dilakukan sekali sekali dalam 15 hari. "Kami ada pantauan ke rumah-rumah juga. Kami assessment, kumpulkan data, periksa dari segi psikologi dan darah, itu bentuk rehabilitasinya," bebernya.
Dinas Sosial mengklaim telah memiliki data titik kumpul kelompok LGBT di Kota Padang. Sedikitnya, terpantau sebanyak 12 titik yang menjadi tempat-tempat perkumpulan kelompok seks menyimpang tersebut. "Lokasinya macam-macam. Seperti restoran cepat saji hingga salon," terangnya.
Sebelumnya, awal November lalu, Satpol PP Padang menangkap sebanyak 10 orang wanita yang diduga penyuka sesama jenis. Mereka diamankan di dua lokasi berbeda. Masing-masing, kawasan Cendana Mata Air, Kecamatan Padang Selatan dan kawasan Aur Duri, Kecamatan Padang Timur, Senin (5/11) dini hari.
Lalu, dini hari Minggu (18/11), Satpol PP Padang kembali menangkap sembilan orang dalam operasi penyakit masyarakat (Pekat). Dari pemeriksaan, dua wanita berinisial NS, 33, dan DF, 27 mengaku penyuka sesama jenis.
Kepada petugas, pelaku yang bekerja sebagai pemandu lagu di kafe hiburan malam ini mengaku trauma kepada laki-laki. Hal itulah yang mendasarinya menjalin cinta terlarang sesama jenis.
Bahkan, NS mengaku telah menikah sebanyak tiga kali. Namun, semua lelaki itu melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga. "Katanya trauma dengan laki-laki. Makanya jadi begitu (lesbian)," kata Plt Kasat Pol PP Padang Yadrison. ***
Editor | : | arie rf |
Sumber | : | JawaPos.com |
Kategori | : | GoNews Group, Umum, Peristiwa, Sumatera Barat |