Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
Olahraga
7 jam yang lalu
Lewat Permainan Kreatif, Adit Taklukan Uzair di Babak Kelima
2
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
Pemerintahan
7 jam yang lalu
KPU DKI Gelar Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubernur Jakarta
3
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
Hukum
7 jam yang lalu
Jet Pribadi Sandra Dewi Diselidiki Kejagung dalam Kasus Korupsi PT Timah
4
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
6 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
5
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
7 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
6
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
6 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tuntut Pemulihan Saluran Irigasi, Ratusan Warga Siguntur Datangi Kantor Bupati Dharmasraya

Tuntut Pemulihan Saluran Irigasi, Ratusan Warga Siguntur Datangi Kantor Bupati Dharmasraya
Ratusan masyarakat berdemo di halaman kantor Bupati Dharmasraya. (foto: eko/gosumbar)
Rabu, 12 Desember 2018 08:34 WIB
Penulis: Eko
DHARMASRAYA - Ratusan masyarakat petani dari Jorong Siguntur Satu dan Jorong Siguntur Dua, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, menggeruduk kantor Bupati Dharmasraya, Selasa (11/12/2018). Mereka menuntut pemulihan saluran irigasi yang terhambat ke lahan pertanian sejak 13 tahun lalu.

Dalam orasinya massa mendesak pemerintah daerah mendengar jeritan hati para petani yang selama ini telah bersabar. "Ndak talok dek kami basaba lai, Pak! Mati ndak makan anak bini kami beko lai," kata salah salah seorang peserta demo, Sutan Dalmas (40 tahun).

Ia menyebutkan, ada ratusan hektar sawah di dua jorong yang ada di Nagari Siguntur sejak 13 tahun lalu tak bisa digarap karena air saluran irigasi yang tidak lancar ke areal pertanian tersebut.

Dimana, lanjutnya, semua itu diakibatkan oleh ulah beberapa oknum masyarakat di Nagari Sungai Dareh yang membangun warung di atas tanggul, diduga selalu menutup dan mengecilkan pintu air.

Hal senada juga disampaikan oleh peserta aksi lainnya. Mereka menyebutkan bahwa akibat tidak bisanya masyarakat menggarap sawah, petani mengalami kerugian hingga puluhan juta setiap tahun.

"Kalau air lancar, dalam satu tahun itu kami bisa panen tiga kali. Rata-rata hasil panen satu hektar itu bisa mencapai lebih kurang 1 ton," ungkap Ahmad Sapiri (55 tahun).

Massa juga mengancam akan menggelar aksi lebih besar lagi jika tuntutanya tak dipenuhi. "Alah 13 tahun kami basaba, Pak," kata Ahmad Sapiri dengan mata berkaca-kaca.

Ia mengatakan, semua ini adalah puncak dari kesabaran masyarakat yang terus dan terus menunggu janji-janji. Sementara, harga kebutuhan hidup semakin tinggi ditambah lagi biaya pendidikan anak.

"Kami masyatakat hanya bertani, lewat hasil panen padi itulah kami bisa menyekolahkan anak, apalagi masyarakat tidak ada usaha lain," tegasnya.

Dia mengemukakan, saat ini kalau masyarakat di dua jorong tersebut ingin mengolah sawah, terpaksa harus menunggu petani di Nagari Sungai Dareh mengolah lahannya dulu, baru petani di Jorong Siguntur bisa turun ke sawah.

Akibatnya, kini mereka hanya bisa ke sawah satu kali saja dalam satu tahun. Itu pun, dengan kondisi air yang seadanya dan kerap mengalami kekeringan. Terkadang masyarakat harus ribut dulu dengan petani yang ada di Sungai Dareh untuk mendapatkan air.

"Kami hanya minta pada pemerintah daerah, buka pintu air saluran irigasi yang mengairi persawahan kami di belakang toko Reno di Sungai Dareh itu," pintanya.

Sementara itu, Wali Nagari Siguntur Aswat yang mendampingi langsung masyarakatnya dalam aksi itu , membenarkan apa yang dikeluhkan masyafakat.

"Semua usaha telah kita lakukan, agar masyarakat bisa mengolah sawahnya. Tapi semua buntu dan belum ada titik terang, sedangkan masyarakat terus menuntut kepada kami," kata Aswat.

Wakil Bupati Dharmasraya, Amrizal Dt Rajo Medan yang menemui masyarakat, langsung turun meninjau lokasi pintu air saluran induk irigasi yang menjadi pangka masalah petani Siguntur.

"Alhamdulilah, semua keinginan masyarakat bisa kita atasi dengan cara membuka pintu air dan langsung dilas mati, agar tidak diganggu-ganggu lagi," kata Amrizal. (ep)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/