Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
15 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
13 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
14 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
16 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
13 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Soal Munajat 212, Caleg PDIP Riau Ini Sebut Tuhan Tak Ada di Monas

Soal Munajat 212, Caleg PDIP Riau Ini Sebut Tuhan Tak Ada di Monas
Kamis, 21 Februari 2019 19:36 WIB
JAKARTA - Mantan Kuasa Hukum Habib Rizieq Shihab yang kini menjadi calon anggota legislatif dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Kapitra Ampera, menilai acara Munajat 212 yang digelar di Monas seharusnya tidak perlu dilaksanakan. Dia menilai kegiatan itu tidak punya manfaat.

"Saya pikir enggak ada urgensinya karena itu kan politisasi ibadah. Politisasi ibadah untuk politik itu kan," kata Kapitra saat dihubungi wartawan, Kamis, 21 Februari 2019.

Kapitra menuturkan dalam ideologi Islam tidak ada ajaran untuk memobilisasi massa agar bermunajat kecuali meminta hujan. Misalnya salat minta hujan.

"Kalau begini ya enggak ada. Orang munajat itu di rumah masing-masing atau di masjid. Sementara sekitar Monas itu banyak masjid. Ini bagian dari demonstrasi untuk mendukung pasangan 02 aja itu," kata dia lagi.

Kapitra menilai kegiatan itu sangat kental politiknya. Sedangkan tema munajat hanyalah kemasan saja.

"Saya pikir masyarakat enggak usah ngikutin itu, dan itu sudah terlalu jauh. Masa Monas dijadikan sentra ibadah? Bagaimana mungkin kok itu rumah ibadah dipindahkan ke Monas? Sudah enggak benar itu, saya minta dihentikan itu," ujarnya.

Kapitra meminta umat Islam jangan mau dibodohi terus-menerus seperti ini. Dia menegaskan soal politik itu pilihan masing-masing.

"Ya saya imbau untuk jangan ikut itu, karena itu politisasi ibadah itu. Itu bukan pure untuk munajat, Tuhan enggak ada di Monas itu," ujarnya.

Dia menambahkan Tuhan ada di hati manusia. Selain itu, Monas bukan tempat suci. "Masa minta yang suci di tempat yang kotor, seharusnya di rumah ibadahlah di tempat yang suci meminta kepada yang maha suci Allah. Kecuali istiqhosah, atau salat hari raya karena dianjurkan di lapangan, tapi kalau munajat begini di situ enggak ada itu," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, sekelompok orang akan menggelar kegiatan doa bersama bertajuk Munajat 212 di area Monumen Nasinal (Monas), Kamis sore, 21 Februari 2019. Ada beberapa agenda dalam kegiatan itu yaitu dari salat Magrib berjamaah sampai senandung selawat bersama.

Rencananya, panitia acara mengundang Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, untuk dapat hadir. Selain itu, sejumlah tokoh petinggi partai politik yang dekat dengan alumni 212.***






















Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:viva.co.id
Kategori:Umum, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta, Riau
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/