Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
19 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
16 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
16 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
17 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Pergerakan Politik Pemilu 2019-The Real Election

Harris Azhar Tolak jika Golput Disebut Bagian dari Propoganda Politik

Harris Azhar Tolak jika Golput Disebut Bagian dari Propoganda Politik
Direktur Lokataru, Haris Azhar . (Zul/GoNews.co)
Selasa, 05 Maret 2019 15:55 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Direktur Lokataru, Haris Azhar menolak jika Golput dalam pemilu disebut bagian dari agenda propagandis yang anti Demokrasi. Haris, menuding balik pihak yang lebih dulu menyatakan hal tersebut.

"Anti Demokrasi, justru kita Golput karena kita percaya demokrasi. Dalam Demokrasi, gak boleh pemaksaan kehendak," kata Haris usai menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (05/03/2019).

"Kalau dia memaksakan milih 01, 02, maka orang-orang itu tidak demokratis," kata pengajar mata kuliah HAM di Universitas Trisakti itu.

Sebelumnya, pengamat politik EII, Iskandarsyah menyebut, dua kubu politik petarung Pemilihan Umum (pemilu) serentak 2019 yakni kubu Prabowo-Sandi dan kubu Jokowi-Amin, tengah disusupi 2 kelompok anti Demokrasi dan anti Pancasila.

Menjadi parasit politik, agenda dua kelompok penyusup itu disebut Iskandar telah sukses 60 persen.

"Jika angka Golputnya tinggi, maka agenda mereka jadi 80 persen berhasil," kata Iskandarsyah, 25 Januari 2019, lalu.

Terkait situasi tersebut pun, Iskandarsyah meminta Kepala BIN, Budi Gunawan untuk membuka data kepada pemerintah. BPN Prabowo-Sandi dan TKN Jokowi-Maruf, juga diharapnya bisa segera duduk bersama.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/