Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
Olahraga
9 jam yang lalu
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
2
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
9 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
3
Tomas Jaktim Sebut Berpasangan Dailami Firdaus Potensial Menang di Pilkada Jakarta
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Tomas Jaktim Sebut Berpasangan Dailami Firdaus Potensial Menang di Pilkada Jakarta
4
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
9 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
5
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
9 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
6
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
8 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sindir Jokowi, Rizal Ramli: Jadi Menteri PU Saja, tapi Kalau Mau Pulang ke Solo Kami Antar

Sindir Jokowi, Rizal Ramli: Jadi Menteri PU Saja, tapi Kalau Mau Pulang ke Solo Kami Antar
Senin, 01 April 2019 20:37 WIB
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo dinilai sangat baik. Karena itu, Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli akan mengusulkan Joko Widodo menjadi Menteri PU jika kalah dalam Pilpres mendatang.

Rizal Ramli mengakui selama berkuasa 4,5 tahun belakangan, Jokowi sangat all out dalam pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia. Bahkan, untuk satu proyek infrastruktur dilakukan pemantauan sebanyak delapan kali.

"Jadi saya akan usulkan Pak Widodo (Jokowi) ditunjuk jadi Menteri PU sehabis Pilpres, supaya tidak ribut. Tapi, kalau beliau mau pulang ke Solo, kami akan antar ke Solo," katanya dan disambut sorakan gembira oleh para pendukung paslon nomor urut 02 di Taciro Grand Ballroom Palembang, Minggu (31/3) kemarin.

Hanya saja, menurutnya pembangunan proyek infrastruktur yang dilakukan tidak diimbangi dengan mempertahankan perekonomian nasional sehingga perekonomian di Indonesia hanya mandeg di angka 5 persen. Selain itu, terjadi defisit transaksi perjalanan paling besar, rupiah dihajar hingga melemah. Akibatnya, pemerintah mencari utang.

"Hingga kini tidak ada strategi yang baru yang dikeluarkan oleh Pak Widodo (Jokowi), yang ada dia selalu mengaku-ngakui prestasi orang lain sebagai prestasinya," ujarnya.

Sangat berbeda dengan Prabowo, yang mana sudah mempersiapkan strategi 100 hari pertama apabila terpilih dalam Pilpres mendatang. Strategi yang akan dilakukan yakni menurunkan tarif dasar listrik, bahan makanan dan lain sebagainya sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 7,5 persen. "Caranya sudah ada tapi tidak perlu dijelaskan pasti dicontek," terangnya.

Soal dukungan paslon presiden 02, ia mengaku terkejut ternyata banyak alumni seluruh universitas di Sumsel yang menginginkan perubahan besar di Indonesia. Bahkan beberapa diantaranya profesor. "Mereka berani muncul di depan umum karena ingin perubahan besar di Indonesia," tutupnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:jawpos.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/