Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
20 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
21 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
20 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
19 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
20 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
17 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Selain Pendidikan, Trio Hijabers Metal VoB Juga Sindir Batasan Berpendapat di 'School Revolution'

Selain Pendidikan, Trio Hijabers Metal VoB Juga Sindir Batasan Berpendapat di School Revolution
Minggu, 26 Mei 2019 02:29 WIB
JAKARTA - Band metal yang digawangi trio remaja hijabers asal Kabupaten Garut, Voice of Baceprot (VoB) terus berkarya. Awal bulan Mei 2018, mereka merilis single perdananya berjudul 'School Revolution'.

"Iya single, judulnya 'School Revouliton'," ungkap manajer VoB Bah Ezra seperti dilansir GoNews.co dari Detik.com, Minggu (26/5/2019).

Ide lagu ini sudah ada sejak dua tahun lalu. Lagu ini diciptakan ketiga personel, yaitu Firda Kurnia sang vokalis, Widi Rahmawati bassist serta penabuh drum Euis Siti.

Lagu 'School Revolution' berkisah tentang kegelisahan pelajar di sekolah yang merasa terbatasi dan terkekang oleh peraturan sekolah untuk bisa berkarya.

"Menceritakan tentang kegelisahan pelajar soal sekolah yang malah sering membatasi atau mengekang kemerdekaan berkarya dan berkreativitas," katanya.

Ezra mengatakan, dalam proses pembuatan lagu, menciptakan lirik merupakan hal yang paling lama. Lagu ini juga mengambil referensi dari buku Revolusi Sekolah karangan Fadh Gibran, seorang penulis asal Garut.

"Dalam video klip, terdapat banyak patung manusia yang diikat, mulutnya dilakban, matanya ditutup itu sebagai simbolisasi pemasungan kemerdekaan berpikir dan berpendapat," katanya.

"Budaya kritis dikikis dibenturkan dengan norma, budaya dan dogma," ujar Ezra menambahkan.

Lagu tersebut mulai diperdengarkan ke publik sejak 1 Mei 2018. Di YouTube, sejak diunggah dua hari lalu, video klip lagu itu telah ditonton lebih dari 2,8 ribu kali.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Detik.com
Kategori:DKI Jakarta, Pendidikan, Peristiwa, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/