Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
Olahraga
17 jam yang lalu
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
2
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
3
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
17 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
4
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
11 jam yang lalu
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
5
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
11 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
8 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Polemik Rumah Dinas dan Ruang Kerja Zulhas di MPR, Wasekjen PAN Sebut Bamsoet Tak Mau Pindah

Polemik Rumah Dinas dan Ruang Kerja Zulhas di MPR, Wasekjen PAN Sebut Bamsoet Tak Mau Pindah
Zulkifli Hasan saat memantau Aksi 212 di ruang kerjanya saat menjabat Ketua MPR. (Istimewa)
Kamis, 09 Januari 2020 00:46 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PAN, Irvan Herman geram dengan berbagai serangan yang dialamatkan kepada Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, terkait ruangan kerja dan rumah dinas Ketua MPR RI.

Ia menegaskan, Zulkifli Hasan tetap menempati ruang kerja dan rumah dinas Ketua MPR, bukan keinginannya. Ketua MPR dan Ketua DPR saat ini, tak mau pindah dari rumah dinas sebelumnya.

"Itu karena Ketua DPR RI yang sekarang tak mau pindah dari Rumah Dinas Menko PMK. Begitu juga Ketua MPR RI sekarang, Mas Bamsoet (Bambang Soesatyo, red) tidak mau pindah dari Rumah Dinas Ketua DPR, secara otomatis pak Zulkifli Hasan juga tak mau pindah. Jika semua pindah juga akan membutuhkan proses yang cukup lama dan ada penambahan biaya renovasi," ujar Irvan kepada wartawan, kemarin.

Menurut Irvan, kasus Rumah Dinas dan Ruang Kerja Ketua MPR RI diputarbalikkan, dijadikan framing negatif, sekaan-akan menjadi hal yang benar. Hal tersebut merupakan serangan personal terhadap figur dan ketokohan Zulkifli Hasan.

"Fitnah itu keji lho. Itu upaya negatif dan destruktif untuk menghajar Pak Zul (Zulkufli Hasan, rd) menjelang kongres. Membuat citra negatif kepada pak Zul. Tapi alhamdulillah, Pak Zul tetap diberi kesabaran oleh Allah," tukasnya.

Lebih lanjut, Irvan mengungkapkan, Bamsoet pernah menyampaikan dan menjelaskan dengan nada bercanda, bahwa ruangan Ketua MPR RI yang lama itu (ruagan yang pernah digunakan Zulkifli Hasan, red) desainnya jadul alias ketinggalan zaman. Karena itu, Bamsoet lebih memilih ruangan kerja Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta, sudah direnovasi dengan desain yang lebih modern.

"Tentang Rumah Dinas yang sekarang, Bang Zul sudah menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Ditempatkan dimanapun tidak masalah bagi Bang Zul. Pindah dari rumah dinas yang sekarangpun juga tidak ada masalah. Sebab, Bang Zul dan keluarga tidak tidur di rumah dinas di jalan Widya Chandra IV / 16 Jakarta ini, tetapi bersama keluarga di rumah Cipinang Timur, Jakarta," jelas dia.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, meminta Zulkifli Hasan memberi teladan yang baik bagi masyarakat. Menurutnya, langkah Zulkifli Hasan yang masih menempati rumah dinas Ketua MPR menunjukkan tidak adanya itikad baik untuk mengembalikan fasilitas tersebut.

"Sebagai pejabat publik, Zulkifli Hasan harusnya memberi contoh kepada masyarakat. Yang dipertontonkan, dia justru tidak memiliki itikad baik untuk mengembalikan fasilitas negara," kata Ujang kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Ujang menambahkan, jika seorang pejabat negara menempati jabatan baru, semua fasilitas di jabatan lamanya harus dikembalikan kepada negara. Secara etika itu melanggar kepatutan.

"Saat ini, kita sedang dipertontonkan dengan miskinnya keteladanan dari para elite. Elite berbuat seenaknya dan tak memberi suri tauladan yang baik pada rakyat," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/