Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
18 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
18 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
19 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
20 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
18 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  Riau

Selama 2019, Penderita Stunting di Riau Capai 16.275 Balita dan Terbanyak di Kampar

Selama 2019, Penderita Stunting di Riau Capai 16.275 Balita dan Terbanyak di Kampar
Foto ilustrasi. (internet)
Selasa, 21 Januari 2020 16:20 WIB
Penulis: Friedrich Edward Lumy
PEKANBARU - Sepanjang tahun 2019, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat dari Januari hingga Desember 2019, penderita stunting atau gizi buruk pada balita mencapai 16.275 balita. Kondisi ini sangat memperihatinkan, dimana kabupaten/kota yang paling banyak balita menderita stunting, yakni di Kabupaten Kampar.

Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliana Nazir mengatakan kepada GoRiau.com, bahwa kabupaten/kota yang duduki peringkat paling atas jumlah balita penderita stunting di Kabupaten Kampar sebanyak 3.128 balita.

Berikut ini urutan kabupaten dan kota di Provinsi Riau dari yang paling banyak balita penderita stunting:

1. Kabupaten Kampar sebanyak 3.128 balita.

2. Kabupaten Indragiri Hilir sebanyak 2.021 balita.

3. Kabupaten Bengkalis sebanyak 1.813 balita.

4. Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 1.745 balita.

5. Kabupaten Pelalawan sebanyak 1.742 balita.

6. Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 1.474 balita.

7. Kota Pekanbaru sebanyak 1.248 balita.

8. Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 878 balita.

9. Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak 831 balita.

10. Kabupaten Kuantan Singingi sebanyak 650 balita.

11. Kabupaten Siak sebanyak 455 balita.

12. Kota Dumai sebanyak 290 balita.

"Berdasarkan elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) Dinas Kesehatan Riau, ada 149.280 balita yang sudah diukur dari 601.000 balita sasaran," kata Mimi, Selasa (21/1/2020).

Dampak dari stunting ini dikatakan Mimi, anak menjadi lebih pendek dari usianya. Stunting juga biasanya terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, tetapi baru nampak setelah anak barusia 2 tahun.

"Balita yang lebih pendek dari biasanya memang terlihat normal dan masih bisa beraktivitas seperti biasanya. Hanya aaja yang terjadi sebenarnya adalah adanya gangguan pertumbuhan dan dapat mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal," ungkap Mimi.

Dampak perkembangan yang tak maksimal tersebut, sambung Mimi, akan berpengaruh terhadap produktifitas dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dan penghambat pembangunan manusia di Riau, sehingga pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi sangat penting.

"Untuk pencegahan dan penanggulangan stunting yang kami lakukan dalam bentuk pembinaan, pendampingan, dan monitoring evaluasi berjenjang dari provinsi ke kabupaten/kota. Juga kunjungan ke puskesmas yang untuk memantau kondisi lapangan, serta sosialisasi juga gencar dengan merangkul beberapa dinas terkait," ujar Mimi.

Mimi juga mendorong kepada masyarakat untuk kesadaran menekan penyebab stunting. Belum banyak masyarakat yang paham tentang stunting, oleh karena itu Dinas Kesehatan Riau gencar melakukan sosialisasi ke seluruh daerah, rutin mengukur dan pencatatan data balita-balita, sehingga bisa terlihat jelas mana yang terindikasi stunting.

"Untuk itu, mari bersama-sama untuk mengurangi angka stunting di Riau. Terkhusus keluarga untuk paham dan sadar, sehingga bisa mengurangi penderita stunting di Riau," jelas Mimi. ***

Kategori:Pemerintahan, Riau
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/