Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
21 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
18 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
18 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
19 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  Nasional

Faisal Basri Sebut Penanganan Corona Tak Karuan Gara-gara Campur Tangan Luhut

Faisal Basri Sebut Penanganan Corona Tak Karuan Gara-gara Campur Tangan Luhut
Ekonom Faisal Basri. (detikcom)
Sabtu, 25 April 2020 14:15 WIB
JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri menilai penanganan kasus virus corona di Indonesia menjadi tidak karuan gara-gara campur tangan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

''Penanganan pandeminya enggak jelas, siapa yang jadi komandan? Luhut Panjaitan atau Ketua Satgas atau siapa? Setiap orang bicara,'' kata Faisal dalam diskusi online, Jumat (24/4/2020), seperti dikutip dari Tirto.id.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini memaparkan, carut marut penanganan wabah corona di antaranya tercermin dari maju-mundurnya kebijakan larangan mudik yang dinilainya terlambat diambil pemerintah.

Selain itu, terjadinya ketidakkompakan antara pemerintah pusat dan daerah soal larangan ojek online mengangkut penumpang saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Bahkan, dari pengamatannya seolah pemerintah tak serius dalam menegakkan aturan PSBB karena masih banyak orang keluar rumah.

''Sebetulnya kita amat sulit memprediksi Indonesia karena penanganan Covid-19-nya enggak karu-karuan. Kita tidak pernah tahu, serba tanggung. Mudik, sudah jutaan keluar, baru dilarang. PSBB di Jakarta kita lihat, kemarin saya kebetulan wajib ke rumah orang tua, macet di Pancoran, seperti tidak ada apa-apa,'' ujarnya.

Perpindahan manusia yang sekaligus memperbesar risiko penularan baru virus corona masih terjadi. Kondisi ini, kata Faisal, membuat pemerintah kesulitan dalam menghitung kebutuhan ongkos penanggulangan virus corona secara tepat.

''Jadi kita tidak pernah tahu sampai puncaknya itu kapan. Dan ongkosnya semakin besar. Dan kita tidak punya kemampuan untuk mem-backup ekonomi kita supaya tidak turun terlalu tajam,'' tandasnya. ***

Editor:hasan b
Sumber:tirto.id
Kategori:Umum, Nasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/