Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
Gebrakan Menpora Dito Bangkitkan Industri Olahraga dan Prestasi Olahraga Bola Voli Indonesia
2
Ditanya Soal Kontrak Musim Depan, Megawati Hangestri: Masih Rahasia
Olahraga
21 jam yang lalu
Ditanya Soal Kontrak Musim Depan, Megawati Hangestri: Masih Rahasia
3
Red Sparks Incar Wilda Siti Nurfadhilah
Olahraga
20 jam yang lalu
Red Sparks Incar Wilda Siti Nurfadhilah
4
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
Umum
19 jam yang lalu
Kondisi Tukul Arwana Mulai Membaik Menuju Kesembuhan
5
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
Umum
19 jam yang lalu
Film Dokumenter tentang Kisah Celine Dion Segera Tayang
6
Buku tentang Sejarah The Beatles Laris Usai Rilis Film Beatles
Umum
19 jam yang lalu
Buku tentang Sejarah The Beatles Laris Usai Rilis Film Beatles
Home  /  Berita  /  Politik

Ketimbang New Normal, Bamsoet Lebih Suka Menyebutnya Gaya Hidup Baru

Ketimbang New Normal, Bamsoet Lebih Suka Menyebutnya Gaya Hidup Baru
Selasa, 02 Juni 2020 18:45 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyatakan bahwa dirinya lebih suka menggunakan istilah gaya hidup baru ketimbang ‘new normal’ pasca pandemi covid-19.

Dan Indonesia, menurutnya harus segara menyesuaikan diri akan terjadinya trend atau gaya hidup baru melalui perubahan pola sosial masyarakat dan geopolitik yang mengarah pada kecenderungan individulistik, menghindari keramaian, lebih peduli pada kesehatan, robotik dan digitalisasi.

Menurut mantan Ketua DPR RI ini, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di semua tingkatan, mulai dari provinsi, kabupaten/kota, camat, lurah/kepala desa hingga ketua RT/RW, harus satu suara dalam sikap dan tindakan. "Karena, bicara tentang wabah atau pandemi, bukan hanya soal perkara angka. Tapi soal bertindak bersama," ujar Bamsoet.

Indonesia, lanjut Bamsoet, harus segera menetapkan arah secara jelas dan terukur mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan masyarakat dalam menghadapi terjadinya Perubahan pola sosial masyarakat dan geopolitik yang mengarah pada kecenderungan individulistik, menghindari keramaian, lebih peduli pada kesehatan, robotik dan digitalisasi.

Di sisi lain Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini, tidak meragukan nilai-nilai Pancasila masih relevan dan masih kuat terpatri dalam jiwa bangsa Indonesia.

Bamsoet mengungkapkan dirinya telah menyaksikan sendiri betapa tangguhnya bangsa Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Bermodalkan gotong royong sebagai aplikasi penerapan ideologi Pancasila, bangsa Indonesia terbukti hingga kini masih tetap berdiri tegak berjuang melawan pandemi Covid-19. 

"Hati saya terenyuh ketika anak-anak Sekolah Dasar menyisihkan tabungannya untuk membantu masyaraka. Terharu ketika masyarakat menggantungkan makanan di pagar-pagar rumah untuk membantu mereka yang kekurangan. Tergetar hati saya ketika masyarakat dan para tenaga kesehatan saling memberikan semangat untuk berjuang. Dan, terkejut ketika para aparat TNI, Polri, Pemerintah Daerah, dan para sukarelawan bahu membahu menenangkan masyarakat serta menyampaikan bantuan sosial utamanya di pelosok dan pedalaman," ujar Bamsoet saat mengisi diskusi 'Aplikasi Pancasila ditengah Covid-19' yang diselenggarakan secara virtual oleh Vox Point Indonesia, di Jakarta, Selasa (2/6/20).

Turut menjadi narasumber secara virtual Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Anggota DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera, Anggota Akademisi Ilmu Pengetahuan Indonesia Yudi Latif dan Dewan Pakar Vox Point Indonesia Sonny Y. Soeharso.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini mengajak semua pihak terus membangun semangat optimisme bersama dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain, tetap menggerakkan solidaritas dan kegotongroyongan untuk membantu setiap anak bangsa yang terdampak pandemi.

"Disamping itu, dalam mempersiapkan implementasi gaya hidup baru, kita harus mampu membangun kerangka berfikir dan bertindak kita secara cermat. Pemerintah sebaiknya benar-benar telah memperhitungkan masa pemberlakuan tatanan atau gaya hidup baru ini dan masyarakat harus benar-benar memahami kondisi-kondisi yang ada," kata Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, gotong royong masyarakat sesuai bidang dan kemampuannya masing-masing tak akan bisa ditemui di banyak negara lainnya, selain Indonesia. Dari mulai youtuber, selebgram, artis sinetron, penyanyi, pejabat negara hingga berbagai kalangan lainnya terjun langsung membantu saudara sebangsa yang terdampak pandemi Covid-19. Sebagai contoh, platform digital penggalangan donasi sudah mengumpulkan donasi mencapai Rp 30 miliar. 

"Berbagai selebgram maupun artis juga banyak memanfaatkan platform kitabisa.com sebagai wadah penggalangan donasi. Antara lain #KonserMusikDiRumahAja yang diinisiasi Narasi Tv melibatkan berbagai musisi antara lain Andien, Andmesh, Ari Lasso, Armand Maulana, dan Judika, memperoleh donasi mencapai Rp 13 miliar. Selebgram Rachel Venya yang aktif di Instagram dan Youtube, menghimpun donasi mencapai Rp 9 miliar. Artis Cathy Sharon dan musisi Maia Estianty masing-masing mengukir donasi mencapai Rp 1,8 miliar dan Rp 2 miliar," urai Bamsoet.

Dengan spirit yang sama, Bamsoet memaparkan, MPR RI juga mengajak masyarakat saling berbagi melalui Konser Amal Virtual 'Berbagi Kasih Bersama Bimbo' yang diselenggarakan pada Minggu 17 Mei 2020. Donasi yang didapat terdiri dari Rp 4.243.310.050 melalui kitabisa.com dan Rp 745.078.584 melalui benihbaik.com.

"Berbagai aksi galang dana tersebut merupakan contoh kecil yang memperlihatkan ketika musibah datang, tanpa perlu menunggu waktu lama, bangsa Indonesia sigap bergotongroyong. Inilah wujud Pancasila dalam tindakan nyata, bukan sebatas jargon maupun slogan kosong belaka," pungkas Bamsoet.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/