Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
23 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
21 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
3
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
23 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
4
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
23 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
23 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
19 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  Politik

Rapit Test Berbayar, Gus Jazil: Jangan Tambah Lagi Beban Masyarakat

Rapit Test Berbayar, Gus Jazil: Jangan Tambah Lagi Beban Masyarakat
Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid. (Istimewa)
Rabu, 24 Juni 2020 17:59 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Beredar informasi mengenai masyarakat yang melakukan rapid test dengan mengeluarkan biaya tinggi ditanggapi secara serius oleh Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.

Politisi dari PKB ini berharap, agar Gugus Tugas Covid-19, Kementerian Kesehatan, dan lembaga yang terkait dengan penanganan pandemi Covid-19 memperhatikan masalah ini.

"Masyarakat sekarang berada dalam kondisi susah sehingga jangan dibebani lagi dengan biaya-biaya yang lain," ujar Jazilul Fawaid kepada wartawan, Selsa (26/6/2020) di Jakarta.
 
Pria yang akrab dipanggil Guz Jazil itu heran, sebelumnya memang pemerintah memberi bantuan kepada masyarakat berupa sembako guna menghadapi masa PSBB namun selanjutnya dalam masalah rapid test, masyarakat kok dikenai biaya.

"Kemarin diberi sembako tetapi sekarang disuruh membayar rapid test," ujar pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu keheranan.

Hal demikian membuat Jazilul Fawaid berseloroh, "ya itu namanya sama saja, tidak ada yang dibantu".
 
Soal rapid test, dirinya meminta agar pemerintah menghitung kembali skema rapid test kepada masyarakat.

"Seharusnya disediakan dengan cara yang murah," tuturnya.

Biaya murah kata Dia, bisa saja sebab dirinya sudah mendengar jika Indonesia sejatinya bisa membikin produk sendiri. "Saya dengar produk dalam negeri sudah ditemukan. Mestinya kan murah itu," ungkapnya.
 
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu mengatakan, perlu adanya sosialisasi dalam kegiatan rapid test. Petugas yang berada di lapangan diharap mengetahui mana orang yang mampu atau tidak membayar rapid test. "Bila tidak mampu ada qualifikasinya," ucapnya.

Intinya kata Dia, jangan lagi masyarakat yang sudah susah ditambah lagi bebannya. Biaya rapid test dikatakan bisa buat belanja masyarakat kecil untuk hidup setengah bulan. Dirinya sepakat rapid test digelar namun dengan biaya yang murah.

"Caranya ya beri subsidi bagi masyarakat kecil. Misalnya rapid test digelar di Puskesmas, maka Puskesmas itu mendapat subsidi," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/