Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
22 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
2
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
3
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
20 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
4
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
5
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
20 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Home  /  Berita  /  Internasional

Ledakan di Lebanon Sebuah Serangan di Tengah Sulitnya Ekonomi?

Ledakan di Lebanon Sebuah Serangan di Tengah Sulitnya Ekonomi?
Gambar: Tangkapan layar video Ist.
Rabu, 05 Agustus 2020 11:49 WIB
JAKARTA - Presiden AS, Donald Trump mengatakan, para jenderal militer AS 'merasakan' ledakan besar yang memporak porandakan Beirut, Lebanon, dalah 'serangan mengerikan' yang kemungkinan disebabkan oleh sebuah bom.

"Sepertinya itu didasarkan pada ledakan. Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa begitu. Ini bukan - semacam jenis ledakan manufaktur dari suatu peristiwa. Mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan. Itu semacam bom, ya," kata Trump pada wartawan di Gedung Putih seperti dikutip dari apnews.com, Rabu (5/8/2020).

Seperti diketahui, sebuah ledakan terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020). Ledakan itu meratakan pelabuhan, merusak gedung-gedung di ibukota dengan kekuatan gempa berkekuatan 3,5, menurut pusat geosains Jerman GFZ, dan didengar serta dirasakan sejauh Siprus lebih dari 200 kilometer (180 mil) melintasi Mediterania.

Lebih dari 70 orang tewas dan 3.000 orang luka-luka, dengan mayat-mayat terkubur di reruntuhan, kata para pejabat setempat.

Menteri Dalam Negeri Lebanon mengatakan, tampaknya ada persediaan amonium nitrat dalam jumlah besar di pelabuhan dan telah meledak.

Sebelum ledakan terjadi, Lebanon memang dalam kondisi perekonomian yang lemah. Negara ini mengalami hiper inflasi dengan tingkat inflasi mencapai 89.74 persen pada Juni 2020, berdasarkan tulisan Guardian.

Reuters menulis, nilai Pound terdegradasi hingga 80 persen dari dolar AS.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, Internasional, Ekonomi, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/