Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
18 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
2
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
18 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
3
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
17 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
4
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
Olahraga
17 jam yang lalu
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
5
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
17 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
6
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
Umum
15 jam yang lalu
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
Home  /  Berita  /  Politik

Jelang Pilkada, Pejabat dan Ulama Wajib Duduk Bersama

Jelang Pilkada, Pejabat dan Ulama Wajib Duduk Bersama
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. (GoNews.co)
Sabtu, 12 September 2020 00:36 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

KONAWE SELATAN - Wakil Ketua MPR RI,  Jazilul Fawaid menegaskan, bangsa Indonesia didirikan para leluhur dengan air mata darah dan harta.

Untuk itulah seyogyanya generasi penerus saat ini tidak boleh menyia-nyiakan pengorbanan dari para leluhur bangsa ini.

Demikian diungkapkan Jazilul Fawaid saat memberikan materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di hadapan ratusan masyarakat dan warga NU Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Jumat (11/9/2020) malam di Rumah Jabatan Bupati Konsel.

"Kita tidak boleh menyia-nyiakan perjuangan para pendiri bangsa. Bapak-ibu saat ini berada di Konawe Selatan, adalah hasil dari kemerdekaan yang direbut para pendahulu kita dari penjajah," urainya.

Lahirnya UUD 45 dan Pancasila kata Gus Jazil  sapaan akrab Jazilul Fawaid, adalah berkat kerjasama para tokoh yang berlatar belakang suku, agama yang berbeda. "Hanya saja, saat itu lebih banyak peran ulama kita yang mencetuskan UUD dan Pancasila. Bahkan saat merumuskan Sila Pertama Pancasila yakni Ketuhanan yang maha esa, sempat menjadi perdebatan sengit. Akhirnya para ulama lah yang mengalah dengan menghilangkan point piagam Jakarta, dan sepakat untuk menggunakan kalimat "Ketuhanan yang Maha Esa". Artinya, pendahulu kita paham betul, bahwa dasar negara kita harus mengakomodir semua agama untuk menyatukan pulau-pulau di Indonesia dalam bingkai NKRI," ujarnya.

Jika tidak demikian kata Gus Jazil, kemungkinan sampai sekarang Konawe Selatan tidak akan ada. "Konawe Selatan ini daerah, wilayah, yang muaranya adalah NKRI. Jadi setelah UUD tercipta, diperkuat dengan dasar negara, kemudian diikat dengan bingkai NKRI, maka muncullah penguat pemersatu semua suku yakni Bhineka Tunggal Ika, meski berbeda kita tetap satu bangsa Indonesia," tandasnya.

Konawe Selatan kata Gus Jazil, dianugerahi hasil bumi dan kekayaan melimpah. Di Kabupaten hasil pemekaran ini juga dihuni warga yang berlatar belakang suku dan agama yang berbeda. "Alhamdulillah meski di sini ada beragam suku, agama, tetap aman, kondusif, kerukunan selalu terjaga, ini yang perlu kita pertahankan," ajaknya. 

Menjelang Pilkada, kata Pria asal Pulau Bawean Gresik, Jawa Timur itu, Dirinya secara khusus meminta seluruh jajaran Pemda, TNI Polri, untuk tetap menciptakan kedamaian di Konawe Selatan.

"Panas jelang Pilkada itu wajar, beda pilihan itu wajar, tapi jangan sampai terjadi kericuhan. Jikapun kericuhan atau gesekan tidak bisa dihindarkan, disinilah peran pemerintah daerah dan ulama sangat dibutuhkan. Duduk lah satu meja, untuk mengantisipasi hal-hal yang bisa memicu pergolakan," tandasnya.

Jika pemerintah dan Ulama duduk satu meja, Koordiantor Nasional Nusantara mengaji itu yakin, Konawe Selatan khusunya, dan Indonesia pada umumnya akan aman dan damai," pungkasnya.***

wwwwww