Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
21 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
2
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
3
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan 'Liar' GM Novendra
Olahraga
21 jam yang lalu
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan Liar GM Novendra
4
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
14 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
5
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
45 menit yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
6
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
25 menit yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Home  /  Berita  /  Peristiwa

HNW: Indonesia Berdiri Atas Kesepakatan Para Pendiri Bangsa

HNW: Indonesia Berdiri Atas Kesepakatan Para Pendiri Bangsa
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat hadir dalam sosialisasi empa pilar MPR melalui virtual. (Foto: Humas MPR)
Kamis, 05 November 2020 18:38 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid mengingatkan, Indonesia adalah negara yang memiliki potensi perpecahan sangat besar. Bahkan lebih besar dari Uni Soviet, negara yang saat ini, sudah hilang dari peta dunia. Bekas wilayah Soviet sudah menjadi negara-negara kecil yang memiliki nama sendiri-sendiri.

Padahal, dibanding Indonesia, Soviet memiliki kekuatan militer yang lebih kuat. Mereka mampu menjaga wilayahnya dari ancaman negara lain. Pada masa kejayaannya, Soviet adalah satu-satunya negara yang bisa menyaingi persenjataan militer Amerika. Selain itu, sebagian besar wilayah Uni Soviet merupakan daratan, sehingga lebih mudah dipantau dan diatur. Berbeda dengan Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kebanyakan wilayahnya berupa lautan.

"Keberagaman di Indonesia jauh lebih besar dibanding Uni Soviet. Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku bangsa dan bahasa. Selain itu, Indonesia juga memiliki keragaman agama. Semua itu membuat potensi perpecahan di Indonesia sangat tinggi," kata Hidayat menambahkan.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA, secara virtual saat menjadi pembicara pada acara Temu Tokoh Nasional / Kebangsaan dihadapan keluarga besar Yayasan Pendidikan Ruhama Depok. Acara tersebut berlangsung di ruang pertemuan SMPIT-SMAIT Ruhama, Cilangkap, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (5/11). Selain Hidayat acara tersebut juga menghadirkan pembicara dari tokoh masyarakat Jawa Barat TB. Soenmandjaja.

Yang membuat Indonesia tetap bersatu, meski ancaman perpecahanya sangat besar, kata Hidayat karena Indonesia berdiri di atas kesepakatan para pendirinya. Salah satu kesepakatan yang sangat penting bagi tetap tegaknya NKRI adalah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dalam sumpah tersebut seluruh perwakilan pemuda dari berbagai wilayah di Indonesia menyatakan tekat bulatnya untuk meleburkan diri ke dalam, bangsa, bahasa dan tanah air Indonesia.

"Padahal, saat datang di acara tersebut, masing masing perwakilan pemuda, itu memiliki bangsa dan bahasa yang berbeda-beda. Tetapi, mereka mau menerima kesepakatan untuk meleburkan diri ke dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia," kata Hidayat menambahkan.

Selain Sumpah Pemuda, Hidayat menyebut kesepakatan tentang dasar dan Ideologi Pancasila yang terjadi pada 18 Agustus 1945, membuat persatuan dan kesatuan Indonesia semakin kokoh. Padahal, sebelum Pancasila disepakati sebagai dasar dan ideologi negara, sempat terjadi ketegangan yang berpotensi menyebabkan perpecahan.

"Saat itu perwakilan masyarakat Indonesia Timur, berkeberatan terhadap tujuh kata yang ada dalam piagam Jakarta. Beruntung, para pendiri bangsa bisa menerima keberatan tersebut, dan selamatlah Indonesia dari perpecahan," kata Hidayat lagi.

Hidayat berharap seluruh kesepakatan yang pernah dibuat para pendiri bangsa, itu terus dipertahankan. Tidak boleh ada upaya-upaya untuk mengingkari kesepakatan yang pernah dibuat, apalagi menggantinya. Sekali saja, kesepakatan tersebut diganti, bukan tidak mungkin Indonesia akan terpecah belah, dan hilang dari peta dunia, seperti yang terjadi pada Uni Soviet.

Ikut hadir pada acara tersebut, Ketua DPRD kota Depok Ir. Teungku Muhammad Yusuf Saputra, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok: Mohammad Thamrin, S.Sos., MM, Pembina Yayasan Pendidikan Ruhama H. Bambang Sutopo, MM, MBA dan Hj. Agustin Kurniawati, S.Pd. serta Ketua Yayasan Pendidikan Ruhama, H. Arafi Mughni.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/