PKS Ganti Logo, Fahri Hamzah Singgung Soal Utang
Fahri mensinyalir perubahan logo sengaja dilakukan sebagai upaya elit PKS menghindari kewajiban hukum. "Ada yang ganti logo dan gerilya merubah keputusan incrach supaya tidak bayar hutang. Kasian betul perjuangan ya. Ampun deh," kata Fahri di akun Twitter miliknya.
Putusan inkracht yang dimaksud Fahri adalah putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) Nomor 1876/K/Pdt/2018 MA. Melalui putusan tersebut MA salah satunya menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang mewajibkan PKS membayar ganti rugi immateriil Rp 30 miliar kepada Fahri atas pemecatan dirinya oleh DPP PKS sebagai kader, anggota dan wakil ketua DPR RI periode 2014-2019.
Fahri kemudian memposting sampul buku berjudul "Buku Putih: Kronik Daulat Rakyat Vs Daulat Parpol". Buku yang ditulis Fahri berbasis putusan MA itu memberikan uraian yang sistematis berdasarakan peraturan perundangan tentang betapa tidak mudahnya merampas daulat kuasa rakyat pada diri seorang pejabat publik yang dipilih melalui pemilu langsung oleh rakyat.
"Kalian boleh secara terus menerus menggunakan lobby dan kekuasaan untuk mengukuhkan kuasa dunia. Tapi, kebenaran takkan pernah dilumpuhkan. Ia akan selalu mencari jalannya," tulis Fahri Hamzah dalam cuitannya.
Untuk diketahui, setelah menetapkan struktur kepengurusan DPP periode 2020-2025, PKS juga mengeluarkan lambang baru yang diperkenalkan dalam Munas V yang penutupannya digelar Minggu (29/11).
Lambang baru itu masih menggunakan gambar lama, yaitu bulan sabit yang mengapit padi. Hanya saja warna yang dipilih berubah. Semula perpaduan hitam dan kuning, kini putih dan oranye.
Sebetulnya, logo itu hanya terlihat warna oranye saja berbentuk bulat, namun PKS menjelaskan yang betul oranye dan putih dengan bentuk tetap kotak.
Perubahan lain yang terjadi yaitu pada logo PKS sebelumnya ada tulisan 'Partai Keadilan' di bagian atas dan 'Sejahtera' di tengah logo, kini hanya tulisan 'PKS' di bawah. Lambang baru PKS ini disahkan pada Munas V. Perubahan lambang tersebut diharapkan bisa membawa semangat baru.***
Editor | : | Muslikhin Effendy |
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta |