Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
Umum
24 jam yang lalu
Johnny Depp Berencana Beli Kastil Tua Bersejarah di Italia
2
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
Umum
24 jam yang lalu
Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Farhat Abbas, Nia Daniaty Pilih Bungkam
3
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
Umum
24 jam yang lalu
PJ Gubernur Ribka Haluk Buka UKW Perdana Papua Tengah
4
Indonesia Taklukkan Australia, Gol Tunggal Komang Buka Peluang ke Perempat Final
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Taklukkan Australia, Gol Tunggal Komang Buka Peluang ke Perempat Final
5
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
3 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
6
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
3 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Home  /  Berita  /  Politik

Mahasiswa Muslim Harus Teladani Ulama Pendiri Bangsa

Mahasiswa Muslim Harus Teladani Ulama Pendiri Bangsa
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid. (Foto: Istimewa)
Sabtu, 26 Desember 2020 17:22 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, mengingatkan para mahasiwa muslim untuk mencontoh para ulama yang berkontribusi mendirikan bangsa Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Hidayat saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di STID DI Al Hikmah, Kamis (24/12/2020) kemarin.

Caranya kata HNW, sapaan akrab Hidayat Nur Wahid, ilmu agama yang diperoleh para mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosat Islamiyah (STID DI) Al Hikmah Hari's digunakan dengan semakin cinta kepada Umat Bangsa dan masadepan Indonesia.

Penggunaan ilmu agama secara tepat untuk mencintai tanah air, dan memperjuangkan eksistensi kemerdekaan NKRI lanjutnya, pernah dilakukan para ulama dan bapak bangsa. Seperti, melawan penjajah asing (Belanda maupun Jepang), bahkan dari pemberontakan PKI, DI/TII atau ketika diubah oleh Belanda jadi RIS.

"Sebagian dari para pendiri bangsa itu memiliki ilmu agama Islam yang sangat komprehensif, yang dipelajari di pesantren-pesantren di dalam negeri. Seperti K. H. Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, K. H. A Sanusi. Selain itu ada juga yang melanjutkan belajarnya hingga ke Mekah (Arab Saudi). Seperti KH Hasyim Asyari, K. H. A Dahlan, K. H. Wahab Hasbullah, K. H. Mas Manshur, K. H. Abdul Halim, H Agus Salim, atau Universitas Al Azhar di Mesir seperti KH Kahar Mudzakkir dan KH Abdul Fatah Hasan," urainya.

Selain itu, ada pula yang aktif berjuang melalui Ormas Islam, seperti Muhammadiyah, NU, Persis dan PUI. Namun, ada juga yang berjuang mengamalkan ilmu mereka melalui Partai Politik seperti Partai Syarikat Islam, Partai Islam Indonesia, Partai Masyumi (M Natsir).

"Ilmu agama itu, membuat mereka semakin peduli dengan nasib Umat dan Bangsa, membuat mereka berani berkompromi, berjuang bersama tokoh-tokoh bangsa dari beragam latar belakang yang berbeda-beda, dan akhirnya menjadi negarawan. Ilmu yang mereka amalkan dan dakwahkan membuat mereka semakin cinta kepada bangsa dan NKRI. Maka mereka juga tak segan untuk aktif menggalang kerja sama dengan kelompok manapun dari beragam latar belakang untuk memperjuangkan dan mempertahankan Indonesia merdeka, dengan Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika nya," ujarnya.

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap melalui Sosialisasi Empat pilar, mahasiswa STID DI Al Hikmah dapat mengambil pelajaran, sejarah dari para tokoh-tokoh tersebut. "Dari sejarah yang telah ditunjukkan dan diwariskan oleh para Ulama yang juga bapak bangsa itu, saya berharap kita semua bisa mengambil hikmah, untuk melanjutkan perjuangan mereka. Menjaga warisan mereka, agar tidak keluar dari cita-cita dan ideologi yang sebenarnya. Supaya Indonesia dapat kita wariskan kepada generasi berikutnya dengan segala kemajuannya tapi tetap dalam ideologi dan cita-cita yang telah mereka wariskan, yang kami di MPR menyebutnya sebagai 4 Pilar MPRRI," jelasnya.

HNW menambahkan, untuk mencintai dan mensukseskan visi Indonesia kedepan, para mahasiswa perlu mempunyai bekal yang cukup. Yaitu memahami secara utuh sejarah perjuangan bangsa Indonesia, yang di dalamnya ada kontribusi nyata para Ulama baik dari Ormas maupun Orpol. Serta memahami dengan benar cita-cita dan dasar-dasar bernegara, yakni Pancasila, UUD NRI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.

Hal ini sejalan dengan beberapa kaidah yang sering dipelajari dan jadi rujukan di pesantren maupun Perguruan Tinggi Islam, yakni kaidah Al Hukmu 'alasyaai'i Far'un'an Tashawwurihi.

"Kaidah itu bermakna hukum, kriteria atau kualifikasi yang kita nyatakan sangat tergantung dengan persepsi dan pemahaman terhadap sesuatu yang kita akan hukumi tersebut. Artinya, pemahaman yang utuh terhadap Indonesia merupakan syarat yang diutamakan untuk membangun persepsi konstruktif bangsa dan Mahasiswa Muslim tentang bagaiamana mestinya mereka mengamalkan ilmu, berbakti dan berjuang untuk Umat Bangsa dan NKRI sebagaimana telah dicontohkan oleh para Ulama yang sekaligus Bapak-Bapak Bangsa tersebut," tukasnya.

HNW menantang para mahasiswa muslim untuk terus melanjutkan perjuangan para pemuda muslim pendiri bangsa di masa lalu yang telah menciptakan Indonesia merdeka.

"Sekarang yang harus dipikirkan adalah sejarah apa yang ingin kalian buat untuk Indonesia, tentunya tetap dalam koridor yang telah disepakati oleh pendiri bangsa," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/