Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
21 jam yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
2
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
Olahraga
19 jam yang lalu
Susanto Jinakkan Torre Lewat Jebakan Krisis Waktu
3
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
21 jam yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
4
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
21 jam yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
5
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
Pemerintahan
21 jam yang lalu
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran PPK Untuk Pilkada
6
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Olahraga
18 jam yang lalu
Ditanya Lebih Bangga Indonesia atau Korsel Yang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Ini Jawaban Shin Tae-yong
Home  /  Berita  /  Internasional

Senjata dan Amunisi Laris Jelang Pelantikan Joe Biden, AS di Ambang Perang Saudara

Senjata dan Amunisi Laris Jelang Pelantikan Joe Biden, AS di Ambang Perang Saudara
Milisi bersenjata Boogaloo Boys, kelompok anti-pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, bermunculan di Michigan, Amerika Serikat. (sindonews.com/reuter/rebecca cook)
Senin, 18 Januari 2021 21:17 WIB
WASHINGTON -- Aksi penolakan terhadap pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) terjadi di gedung Capitol seluruh negara bagian di AS pada Senin (18/1/2021). Para pengunjuk rasa bersenjata menebar ancaman melakukan perang saudara.

Seperti diketahui, presiden dan wakil presiden terpilih AS, Joe Biden dan Kemala Haris akan dilantik pada Rabu (20/1/2021).

Dikutip dari Sindonews.com, di Michigan, Garda Nasional telah diaktifkan dan milisi bersenjata mengadakan konferensi pers.

Seorang pria yang bersekutu dengan kelompok anti-pelantikan Biden; Boogaloo Boys—berdiri di samping para pemrotes yang mengenakan perlengkapan militer lengkap—meminta kelompok ekstrem dari kedua ujung spektrum politik untuk bersatu melawan pemerintah AS.

''Ini adalah kesempatan terakhir kami untuk menghindari pemerintahan tirani atau perang saudara berdarah dan tidak ada gunanya di antara rakyat Amerika, yang tidak memiliki banyak hal untuk melawan satu sama lain dan memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang mereka sadari,'' kata pria tersebut yang tak disebutkan identitasnya.

''Pesan kami kepada pemerintah adalah, kami datang dengan damai. Kami tidak berniat melakukan kekerasan, tapi saya mohon dengan berlinang air mata dan suara saya pecah, jika Anda terus menindas rakyat Amerika, mereka tidak akan rasional lagi,'' ujarnya, seperti dikutip news.com.au.

Kehabisan Senjata dan Amunisi

Sementara itu, para pemilik toko senjata di seluruh negeri mengatakan bahwa mereka tidak dapat memenuhi permintaan, di mana outlet-outlet kehabisan amunisi dan senjata yang hampir habis.

Bagi para pemilik toko, permintaan senjata yang gila-gilaan ini merupakan tren yang mengganggu.

Salah satu pemilik tokok mengatakan kepada media lokal di Texas bahwa dia mati-matian berusaha merekrut staf untuk memenuhi permintaan dan dengan muram memperkirakan situasi dapat berlanjut selama 24 bulan ke depan.

Pakar keamanan senjata Stephen Gutowski mem-posting gambar tanda di luar toko lokalnya di Virginia yang bertuliskan; ''Pada dasarnya tidak ada amunisi yang tersedia''.

Dia mengatakan masih ada antrean orang di luar toko dan di dalam tidak ada satu pun senapan pompa yang tersedia.

Ada laporan serupa yang muncul di seluruh negeri, di mana pertunjukan senjata di Iowa akhir pekan lalu melaporkan peningkatan besar dalam penjualan dari tahun-tahun sebelumnya.

Diperkirakan 3.500 orang menghadiri pertunjukan Davenport Gun & Knife, yang diadakan di Mississippi Valley Fairgrounds, dan senjata-senjata itu diambil seperti kacang goreng.

''Kami pada dasarnya telah menjual sekitar 50 persen senjata yang kami miliki,'' kata juru bicara salah satu vendor mengatakan kepada media lokal tanpa menyebutkan namanya.

Selama pertunjukan biasa, dia mengatakan bahwa mereka akan menjual sekitar 13 senjata. Tapi setelah hanya beberapa jam pertunjukan Davenport Gun & Knife pada hari Sabtu, mereka sudah menjual hampir 75.

Sementara itu, seorang pemilik toko senjata di Tyler, Texas mengatakan situasinya di luar kendali.

''Sudah 18 tahun. Saya belum pernah melihatnya seburuk ini," kata pemilik Superior Outfitters, Austin Rohr, kepada CBS yang dilansir news.com.au Senin (18/1/2021). “Saya biasanya mulai hanya dari 7 hingga 800 AR dan mungkin ada 10 di belakang saya sekarang.''

Itu hanya 1 persen dari inventaris normal mereka dan dia berusaha keras merekrut staf untuk memenuhi permintaan.

Dia mengatakan orang-orang yang setiap hari datang ke tokonya belum pernah memiliki senjata sebelumnya, tetapi mereka telah berubah pikiran. ''Semua prediksi kami akan seperti ini selama 24 bulan ke depan,'' katanya.***

Editor:hasan b
Sumber:sindonews.com
Kategori:Peristiwa, Internasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/