Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
Olahraga
16 jam yang lalu
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
2
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
3
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
16 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
4
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
10 jam yang lalu
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
5
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
11 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
8 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Home  /  Berita  /  Kesehatan
Opini

Butuh 'Nyali Egois Sosial' untuk Melawan Corona

Butuh Nyali Egois Sosial untuk Melawan Corona
Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing. (Foto: Istimewa)
Minggu, 24 Januari 2021 14:48 WIB
Penulis: Emrus Sihombing
PENANGANAN Pandemi Covid-19 diperlukan nyali sikap dan perilaku egois yang berdapak sosial, atau egois sosial.

Artinya, setiap individu bersikap dan berperilaku menyelamatkan diri sendiri dari pandemi Covid-19 dengan menggunakan semua protokol kesehatan secara ketat.

Kemudian, menghindari dan menjahui orang lain secara fisik dalam batas waktu hingga masalah Covid-19 dapat diatasi, dengan siapapun orang tersebut, yang tidak taat protokol kesehatan dalam setiap konteks dan kekerabatan sosial.

Namun relasi emosional antar individu harus tetap terjaga dengan menggunakan aplikasi dalam jaringan (daring).

Sebab, Covid-19 menyebar dari manusia ke manusia lain tanpa mengenal konteks dan hubungan kekerabatan antar manusia.

Tentu, untuk mewujudkan hal tersebut diperkukan strategi komunikasi persuasif, kreatif, inovatif, berkesinambungan, sistematis, masif dan terstruktur. Sangat tidak bisa dengan pola komunikasi sporadis.

Dengan demikian, setidaknya orang tersebut memperkecil kemungkinan dirinya dan orang lain tidak menjadi "korban" Covid-19.

Inilah yang saya sebut sebagai egois sosial, atau tindakan mementingkan diri sendiri tetapi berdampak sangat positif bagi orang lain di sekitarnya, termasuk dalam keluarga. Penulis: Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Kesehatan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/