Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
21 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
2
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
21 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
3
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
4
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Olahraga
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
5
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
Umum
21 jam yang lalu
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
6
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
56 menit yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Home  /  Berita  /  Politik

Penyandang Disabilitas Seharusnya Diprioritaskan dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional

Penyandang Disabilitas Seharusnya Diprioritaskan dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (foto: Istimewa)
Rabu, 24 Februari 2021 20:39 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Dengan semangat leaving no one behind, baik pemerintah maupun masyarakat tidak boleh saling menunggu untuk terlibat dan merangkul penyandang disabilitas dalam program vaksinasi Covid-19 nasional.

"Saat ini kita sedang melaksanakan program vaksinasi nasional. Memang belum semua masyarakat siap divaksin tetapi sosialisasi dan distribusi informasi terkait vaksin harus dilaksanakan termasuk terhadap para sahabat difabel," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Covid-19 dan Vaksin: Inklusivitas Difabel yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 bersama Media Indonesia, Rabu (24/2).

Diskusi yang dimoderatori KKepala Litbang Media Indonesia,Irwansyah itu, juga menghadirkan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, Bahrul Fuad, Eva Rahmi Kasim, Rektor Universitas Syiah Kuala dan Arif Maftuhin, Editor In Chief, Inklusi Journal of Disability Studies. Hadir juga Christella Fenisianti (Co-Founder at Abilitas.id) dan Anggiasari Puji Aryantie (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) sebagai penanggap.

Lestari berharap, saat ini sudah disiapkan program tanggap vaksin Covid-19 inklusif untuk penyandang disabilitas. Langkah tersebut, menurut dia, adalah keharusan mengingat para sahabat difabel terkendala akses informasi, terpaksa kontak fisik karena sangat tergantung pada pendamping, kemudian akses layanan yang sulit dijangkau.

"Apalagi, UU no 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas mengamanatkan perlakuan khusus terhadap penyandang disabilitas agar mendapat perlindungan dan pendampingan," tandasnya.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap amanat undang-undang itu bisa dilaksanakan dalam bentuk kebijakan yang mendukung para penyandang disabilitas di masa pandemi ini. Untuk itu, tegasnya, suara dari para penyandang disabilitas sangat perlu untuk didengar.

Sementara itu, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan di masa pandemi Covid-19 ini semua lapisan msyarakat memang terdampak. Di sisi lain, ujarnya, terdapat keterbatasan pasokan vaksin Covid-19 untuk diaplikasikan segera.

Sehingga, menurut Wiku, untuk menangani dampak pandemi ini, pemerintah membuat skema-skema penanganan vaksinasi lewat skala prioritas bagi kelompok-kelompok masyarakat tertentu dan masyarakat rentan, termasuk penyandang disabilitas.

Pengaturan jadwal vaksinasi untuk kelompok masyarakat rentan, ungkap Wiku, mulai diberlakukan pada April 2021. "Pandemi akan berakhir bila perilaku masyarakat berubah ke arah disiplin menjalankan 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun) dalam kesehariannya," tegas Wiku.

Hal senada diungkapkan Komisioner Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan dan Tim Kajian Disabilitas, Bahrul Fuad berpendapat di masa pandemi ini kelompok perempuan penyandang disabilitas merupakan kelompok yang rentan.

Berdasarkan survey Komnas Perempuan, menurut Bahrul, dua dari tiga responden perempuan penyandang disabilitas menanggung beban rumah tangga lebih berat di masa pandemi ini.
Sektor kesejahteraan, risiko terpapar Covid-19 dan mobilitas penyandang disabilitas sangat terancam di masa pandemi Covid-19 ini.

Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Kementerian Sosial Republik Indonesia, Eva Rahmi Kasim mengakui para penyandang disabilitas rentan terpapar Covid-19. Fakta di lapangan, jelasnya, memperlihatkan betapa sulitnya penyandang disabilitas untuk menjalankan 3M.

Banyaknya penyandang disabilitas mental yang dititipkan keluarganya di panti-panti rehabilitasi, menurut Eva, membuat pencegahan terpaparnya penyandang disabilitas di panti rehabilitasi dari Covid-19 menjadi lebih sulit. Diakui Eva, saat ini Kemensos sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan agar penyandang disabilitas diprioritaskan dalam program vaksinasi Covid-19 nasional.

Sementara itu, Editor In Chief, Inklusi Journal of Disability Studies Arif Maftuhin menilai pemerintah tidak melihat pentingnya representasi penyandang disabilitas dalam kampanye vaksinasi Covid-19 secara nasional.

Padahal, bila penyandang disabilitas dijadikan contoh dalam sosialisasi vaksinasi Covid-19 nasional, bisa sekaligus membentuk opini bahwa penyandang disabilitas saja bisa divaksinasi dengan baik, apalagi warga lainnya," tukasnya.

Terakhir giliran Rektor Universitas Syiah Kuala, Samsul Rizal. Ia berpendapat di masa pandemi ini seharusnya bisa diterapkan pola dan strategi yang mengedepankan kearifan lokal agar masyarakat bisa menjalankan norma-norma baru yang adaptif terhadap kondisi yang ada saat ini.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/