Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
12 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
7 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
7 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Bukan Rp250 Ribu, Harga Pokok Rapid Antigen Hanya Rp50 Ribu, YLKI Duga Ada Cukong

Bukan Rp250 Ribu, Harga Pokok Rapid Antigen Hanya Rp50 Ribu, YLKI Duga Ada Cukong
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi. (Foto: Istimewa)
Minggu, 27 Juni 2021 16:14 WIB
JAKARTA - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatur ulang Harga Eceran Tertinggi (HET) tes rapid antigen di pasaran dalam negeri.

Saat ini, HET yang ditetapkan Kemenkes, yakni Rp 250 ribu. Padahal, kata dia, harga pokok tes rapid antigen jauh dibawahnya, yakni Rp50 ribu.

"HET tes rapid antigen Rp250.000 ternyata terlalu mahal. Sebab, menurut informasi yang saya peroleh, harga pokoknya hanya Rp 50.000," katanya dalam keterangannya, Sabtu (26/6/2021).

Selisih harga itu, kata dia, terlampau jauh. Di masa sulit seperti saat ini, selisih HET dengan harga pokoknya yang terlampau jauh menunjukan ada pihak yang mengeruk keuntungan di balik kesulitan masyarakat. Akibatnya, masyarakat enggan untuk rapid tes secara mandiri.

"Mbok jangan terlalu banyak mengambil untung. Jangan terlalu komersialistik di tengah pandemi seperti ini, tidak etis," ujarnya.

Dia mendesak Kemenkes untuk merevisi kebijakannya itu. Sehingga harga pasarannya menjadi lebih masuk akal. Dengan harga yang lebih terjangkau.

"Saya minta Kemenkes mengevaluasi dan merevisi HET tes rapid antigen. Sehingga harganya lebih rasional dan terjangkau oleh konsumen. Apakah banyak cukong yang bermain sehingga HET rapid antigen sangat tinggi dan sangat mahal," katanya.

Dia juga meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI untuk mengaudit HET dan aliran dana yang mengalir ke pihak-pihak yang menikmati keputusan Kemenkes. Dengan begitu, tidak terjadi penyimpangan keuangan di balik keputusan tersebut. "BPK sebaiknya juga bisa melakukan audit HET rapid antigen tersebut," katanya.

Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dimintai penjelasannya melalui pesan elektronik WhatsApp belum memberikan respons mengenai isu di atas.

Untuk diketahui, tes rapid antigen mandiri sejatinya penting. Sebab, tes antigen secara mandiri merupakan upaya mandiri melacak penularan virus. Dengan begitu upaya pengendalian virus bisa dilakukan.

Hari ini, Sabtu (26/6/2021), kasus aktif di Indonesia bertambah 13.341 kasus. Sehingga total kasus aktif harian mencapai 194.776 kasus aktif di Indonesia.

Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 hari ini pukul 12.00 siang, orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia per hari ini bertambah 21.095 kasus terkonfirmasi. Penambahan itu membuat akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia hari ini kembali bertambah menjadi 2.093.962 kasus.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Kesehatan, Ekonomi, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/