Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
13 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
2
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
12 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
7 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
7 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
7 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
6 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Luhut Sebut Kasus Covid-19 Bisa Tembus 40 Ribu Orang per Hari, Sri Mulyani Mengaku Mumet

Luhut Sebut Kasus Covid-19 Bisa Tembus 40 Ribu Orang per Hari, Sri Mulyani Mengaku Mumet
Menkeu Sri Mulyani dan Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: Istimewa)
Rabu, 07 Juli 2021 16:19 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan potensi kasus harian Covid-19 di Indonesia bisa menembus angka lebih dari 40 ribu kasus perharinya.

Menanggapi hal tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku mumet, dia bilang jika hal tersebut benar terjadi makin membuat kondisi perekonomian ambles lagi karena pembatasan mobilitas masyarakat yang diperketat.

"Mobilitas harus turun minimal 30-50 persen artinya mobilitas harus diketatkan dan ini akan berdampak pada perekonomian kita," kata Sri Mulyani dalam sebuah webinar, Rabu (7/7/2021.

Lebih lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut dampak terhadap perekonomian bakal tergantung dari dua aspek, yaitu seberapa ketat pembatasan mobilitas masyarakat dan seberapa lama pengetatan itu terjadi.

"Seberapa dalam, apakah 30-50 persen dan seberapa lama, apakah hanya 2 minggu, 1 bulan atau bahkan bisa mencapai 2 bulan. Itu adalah variabel, faktor yang dari sisi kesehatan akan memengaruhi," katanya.

Alhasil kata dia bisa tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 nanti, dimana prediksinya akan lebih rendah dibandingkan kuartal II 2021.

"Oleh karena itu, kita harus semuanya kerja sama. Ini kerja bersama kita, pemerintah pun antara kementerian lembaga, antar pusat dan daerah dan juga dengan masyarakat seluruhnya," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Kesehatan, Pemerintahan, Ekonomi, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/