Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
9 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
3
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
12 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
4
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
9 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
5
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
6
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
19 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Home  /  Berita  /  Olahraga
Jelang Olimpiade Tokyo 2020

Puji Keberanian Amali Ubah Paradigma Olahraga Indonesia, Okto: Positif dan Konstruktif

Puji Keberanian Amali Ubah Paradigma Olahraga Indonesia, Okto: Positif dan Konstruktif
Raja Sapta Oktohari bersama Menpora Zainudin Amali. (Dok. Kemenpora)
Jum'at, 09 Juli 2021 13:28 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia (KOI/NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari memberikan pujian langkah berani Menpora Zainudin Amali dalam melakukan perubahan untuk kemajuan olahraga Indonesia ke depan.

Pengakuan tentang sepakterjang Amali yang disampaikan Raja Sapta Oktohari yang akrab dipanggil Okto dalam jumpa pers, Kamis (7/8/2021) bukan sembarangan. Pasalnya, Okto juga sudah lama terjun ke kancah olahraga nasional.

Bukan hanya menjadi promotor tinju profesional dan Ketua Umum PB Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI), tetapi Okto pernah menjabat ditunjuk sebagai Chef de Mission (CdM) Kontingen Olimpiade Rio de Janeioro 2016.

Bersama Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 Rosan Roeslani, Okto mengatakan langkah yang dilakukan Amali selama ini sangat tepat dan berani.

"Saya mengapresiasi keberanian Pak Amali karena apa yang dilakukannya di luar dari kebiasaan yang terjadi di dunia olahraga Indonesia. Tapi, perubahan ini adalah perubahan yang positif dan konstruktif," ujarnya.

Okto juga sepaham dengan pemikiran Amali, bahwa target di Olimpiade bukan lagi ditentukan medali tetapi adalah peringkat. Karena, lanjutnya, biasanya paradigma kita itu hanya melihat dari berapa target medali emas, padahal perlu diingat bahwa olympic solidarity semangatnya bukan menang atau kalah tapi tentang keikutsertaan.

"Tadi Pak Menpora sudah sampaikan bahwa target kita tidak lagi mengukur berapa medali emas, perak dan perunggu tetapi secara keseluruhan harus peringkat. Di dalam peringkat itu nanti ada komponen berapa emas, perak dan perunggu," jelasnya.

"Karena itu, sekali lagi saya sampaikan apresiasi atas keberanian pak Menpora untuk mengubah paradigma berpikir masyarakat Indonesia yang pertama kita tidak lagi berpikir berapa medali emas tetapi berapa peringkat Indonesia," tambahnya.

Sementara Menpora Zainudin Amali menegaskan bahwa target Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 adalah peringkat bukan medali."Kalau mengacu pada Grand Design Olahraga Nasional. Di grand design tersebut sudah sangat jelas bahwa target harus lebih baik dari olimpiade sebelumnya," ujar Amali melalui virtual dari Ruang Rapat Lt 10, Kemenpora.

Di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, lanjutnya, Indonesia menempati peringkat ke-46. Kita berharap tentu akan lebih baik peringkatnya. Jadi, katanya, kita tidak lagi menyebut berapa medali emas, perak dan perunggu.

Jadi, menurutnya, sekarang ini harus mengubah cara berpikir kita. Bahwa sejak sekarang sasarannya adalah olimpiade, SEA Games dan Asian Games adalah sasaran antara saja.

"Jadi kita perkuat ke olimpiade, sehingga jelas tahapannya. Tahun 2020 targetnya peringkat berapa, tahun 2024 targetnya peringkat berapa, tahun 2028 dan tahun 2032 berapa sampai 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045, yang olimpiadenya dilakukan pada tahun 2044. Jadi, mindset kita harus sama dulu, bahwa sasarannya adalah olimpiade dan targetnya adalah peringkat," tegasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/