Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
11 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
2
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
11 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
3
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
11 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
4
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
11 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
5
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
11 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
7 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Home  /  Berita  /  Olahraga
Olimpiade 2020 Tokyo

Kepancing Permainan Cepat, Gregoria Terhenti

Kepancing Permainan Cepat, Gregoria Terhenti
Gregoria Mariska Tunjung. (Dok. NOC Indonesia)
Kamis, 29 Juli 2021 15:58 WIB
Penulis: Azhari Nasution

TOKYO - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung gagal melangkah ke babak perempat final cabang olahraga bulutangkis Olimpiade 2020 Tokyo. Dalam pertandingan yang dimainkan, Kamis (29/7/2021), Gregoria Mariska Tunjung harus mengakui keunggulan wakil Thailand, Ratchanok Intanon dengan skor 12-21 19-21.

Dalam pertandingan di gim pertama, Gregori, panggilan akrab Gregoria Mariska Tunjung mengaku kepancing dengan permainan cepat yang diterapkan Ratchanok Intanon. Bahkan, dia juga telah mencoba memberikan bola-bola susah namun usahanya itu gagal.

"Saya kepancing permainan cepat lawan di gim pertama. Padahal, itu tidak menguntungkan buat saya, karena lawan sepertinya memancing untuk main panjang. Sementara bola-bola saya banyak yang out. Saya ingin pengembalian bola-bola saya bisa menyusahkan lawan, tetapi malah jadi out dan mati sendiri," katanya.

Memasuki gim kedua, Gregori kembali mengalami kesulitan. Dia sulit mengakur irama permainan. Akibatnya, dia kehilangan kesempatan untuk mewujudkan impiannya meraih prestasi puncak di Tokyo.

"Pada gim kedua, awalnya saya tak bisa atur irama. Saat di pertengahan pas saya ketinggalan jauh saya cuma mikir, kalau pun kalah saya gak mau kalah begitu saja. Tapi, saya jadinya merasa tertekan di lapangan sehingga permainan saya kurag berkembang. Padahal, saya ingin all-out karena ini Olimpiade, empati tahun sekali," tandasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/