Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
10 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
3
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
7 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
4
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
5
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
7 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
6
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
17 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Home  /  Berita  /  Politik

Penyaluran BST Sering Picu Kerumunan, Komisi VIII DPR Sebut Kebijakan Pemerintah Tak Tuntas hingga ke Hilir

Penyaluran BST Sering Picu Kerumunan, Komisi VIII DPR Sebut Kebijakan Pemerintah Tak Tuntas hingga ke Hilir
Anggota Komisi VIII DPR, Achmad Msi. (Foto: Istimewa)
Kamis, 05 Agustus 2021 16:10 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR, Achmad menyoroti sistem penyaluran bantuan sosial tunai (BST) yang dianggap tidak efektif sehingga mengundang kerumunan. Menurut dia hal ini terjadi karena pemerintah tidak mengerti dan tidak mengkaji matang program yang dibuat.

Seharusnya, kata Achmad, pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) sudah mengantisipasi bagaimana program ini berjalan namun tidak menabrak kebijakan sebelumnya.

"Pemerintah tatkala membuat suatu kebijakan jangan hulunya saja, sampai ke hilirnya juga. Kadang-kadang pemerintah ini membuat kebijakan melihat di hulunya saja. Pada pelaksanaannya di hilirnya terjadi masalah dan hambatan," kata Achmad kepada wartawan, Kamis (5/8/2021).

Misalnya, soal pembagian BST yang mengakibatkan terjadi kerumunan karena dibagikan di Kantor Pos, padahal kata Dia, Kantor Pos itu hanya satu per kecamatan dengan jumlah petugas yang terbatas. Sementara penduduk satu kecamatan itu puluhan ribu.

"Bagaimana tidak menimbulkan kerumunan. Pemerintah membuat aturan tidak berkerumun tapi malah mengundang masyarakat untuk berkerumun. Jadi bertentangan dan menabrak kebijakan sebelumnya," ujarnya.

Lebih lanjut, legislator dari Dapil Riau I itu menilai banyak program pemerintah yang bertolak belakang dengan pelaksanaannya sehingga mengundang persoalan dan perdebatan baru.

"Ya begitulah kalau membuat suatu program yang tidak mengkaji persoalan dari hulu ke hilir. Padahal ini yang harus diperhatikan," tambahnya," sebutnya.

Oleh karena itu, dia meminta kedepannya agar harus membuat program secara komprehensif dengan melibatkan pihak-pihak dan lembaga terpercaya dalam pelaksanaannya agar masyarakat menilai pemerintah sungguh-sungguh dalam menjalankan program dan kebijakannya.

"Selama ini yang terjadi pelaksanaan programnya di lapangan itu yang membuat program pemerintah itu kacau," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/