Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
8 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
8 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
8 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
4
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
7 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
5
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
7 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
6
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Home  /  Berita  /  Olahraga
Paralimpyc Games Tokyo 2020

NOC Indonesia Bantu Berangkatkan Kontingen Paralimpiade Indonesia

NOC Indonesia Bantu Berangkatkan Kontingen Paralimpiade Indonesia
Sekjen NOC Indonesia, Ferry J Kono.
Senin, 23 Agustus 2021 00:20 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) memperkuat kerja sama dengan Komite Paralimpiade Indonesia (NPC Indonesia). Lembaga Non-Pemerintah pimpinan Raja Sapta Oktohari ini berbagi pengalaman selama Olimpiade 2020 Tokyo kepada Kontingen Indonesia yang akan berlaga di Paralimpiade.

Sekretaris Jenderal NOC Indonesia Ferry J Kono mengatakan telah membangun komunikasi intensif dengan NPC Indonesia sejak Olimpiade. NOC Indonesia juga menginisiasi pembentukan WhatsApp Group yang berisikan NPC Indonesia, KBRI Tokyo, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) guna membantu kelancaran persiapan Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo.

“Saat Olimpiade, Pak Heri Akhmadi (Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang) bertanya kepada kami karena belum ada komunikasi dengan NPC Indonesia. Berawal dari situ, kami memberanikan diri membantu memfasilitasi Kemenpora, KBRI, dan NPC Indonesia. Alhamdulillah disambut baik sehingga koordinasi yang terjalin lebih erat,” kata Ferry, Minggu (22/08).

Koordinasi, dikatakan Ferry, dilakukan demi memperlancar kepentingan Merah Putih. Tak cuma itu, Piagam Olimpiade pun mengajarkan nilai-nilai penting seperti excellence, friendship, dan respek.

Buah dari koordinasi tersebut, tantangan-tantangan yang dihadapi NPC Indonesia pun bisa diatasi bersama. Di antaranya adalah NOC Indonesia, Kemenpora, serta KBRI untuk Tokyo bahu-membahu membantu kelancaran Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade, mulai dari pengurusan tambahan akreditasi hingga persiapan keberangkatan.

“International Relations kami memiliki hubungan baik dengan TOCOG (panitia penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo) sehingga saat berada di Jepang kami juga membantu tambahan akreditasi,” kata Ferry.

“Selain itu, Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo juga berangkat dari Solo ke Jakarta dengan bus yang sama yang digunakan Tim Indonesia saat Olimpiade. Mengingat rombongan dari Solo baru tiba dini hari di Bandara Soekarno Hatta, kami dan Kemenpora juga memfasilitasi VIP Room sembari menunggu penerbangan ke Tokyo. Ini yang kami lakukan untuk empat kloter yang sudah berangkat ke Tokyo dan disambut baik oleh KBRI,” ujar Ferry.

Empat kloter Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade sudah bertolak ke Tokyo.
Dengan demikian, tersisa satu kloter yang berisikan 11 atlet yang salah satunya terdiri dari dua atlet para-menembak Hanik Puji Hastuti, Bolo Triyanto, atlet para-atletik Setiyo Budi Hartanto yang akan bertolak menuju Tokyo pada 23 Agustus 2021.

Lantas, poin-poin apa saja yang kini bisa NOC Indonesia berikan kepada NPC Indonesia dalam menghadapi Paralimpiade yang dimulai pada 24 Agustus - 5 September? Ferry menjelaskan paling utama adalah menjaga kondisi psikologis Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo.

“Berdasarkan pengalaman, sistem bubble di extraordiary Olimpiade berpotensi membuat tingkat kejenuhan tinggi, mulai dari atlet hingga Tim CdM. Menunggu hasil tes saliva setiap hari itu mendebarkan dan bisa memengaruhi kondisi psikologis. Jadi keberadaan psikolog ini sangat penting,” kata Ferry.

“Selain itu, peran KBRI sangat strategis memberikan dukungan karena terbatasnya ruang lingkup kami untuk menyiapkan kebutuhan makanan dan hal-hal yang membuat nyaman atlet. Itu perlu bantuan dari KBRI. Saya pun percaya bahwa KBRI Tokyo akan membantu kelancaran atlet-atlet Indonesia yang berjuang di Paralimpiade seperti saat Olimpiade.”

Terpisah, Sekjen NPC Indonesia Rima Ferdianto mengatakan sangat terbantu dengan koordinasi serta masukan yang diberikan NOC Indonesia. Terutama atas inisiasi pembentukan WhatsApp Group. Sebab, katanya, dari situ semua kebutuhan yang diperlukan Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo bisa terpenuhi.

“Kami diberi tips berdasarkan pengalaman NOC Indonesia saat menghadapi Olimpiade. Itu sangat berguna bagi kami. Selain itu, NOC Indonesia juga menjembatani kami dengan KBRI yang sangat membantu perihal transportasi, makanan, obat-obatan dan lain-lain,” kata Rima yang sudah berada di Tokyo sejak 17 Agustus lalu.

Perihal psikolog, diakui Rima menjadi poin yang diperhatikan NPC Indonesia. Pihaknya menyediakan psikolog yang dapat terhubung 24 jam secara daring (online) saat atlet-atlet atau pelatih memerlukan bantuan.

“Tips Pak Ferry kami lakukan, mulai dari Fisioterapi yang kami masukkan di Desa Atlet guna memaksimalkan recovery atlet. Serta psikolog untuk atlet yang butuh motivasi. Tentu kerja sama ini kami harapkan bisa terus berlanjut, apalagi Pak Okto (Raja Sapta Oktohari) juga pernah menjabat sebagai Ketua INAPCOG sehingga beliau tahu pasti kebutuhan-kebutuhan atlet difabel,” tambah Rima. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/