Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
19 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
19 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
19 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
6
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
3 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Seekor Macan Tutul Terekam Kamera di Gunung Karawang

Seekor Macan Tutul Terekam Kamera di Gunung Karawang
Macan tutul jawa terekam kamera berkeliaran di hutan Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat (ANTARA/Dok. Dedi Mulyadi).
Rabu, 22 September 2021 01:27 WIB

JAKARTA - Seekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) terekam kamera jebak (camera trap) yang dipasang tim Sanggabuana Wildlife Expedition di kawasan hutan Gunung Sanggabuana, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (20/9/2021).

Leader Sanggabuana Wildlife Expedition Bernard T Wahyu Wiryanta  menyatakan terekamnya macan tutul jawa dan satwa langka lain di kawasan hutan Gunung Sanggabuana Kabupaten Karawang, Jabar, menjadi kabar yang menggembirakan.

"Fakta lapangan sudah ada dan sekarang dibuktikan secara visual," kata Bernard yang dikutip dari Antara, Selasa (21/9).

Ia mengatakan terekamnya macan tutul jawa dan sejumlah satwa langka di kawasan hutan Gunung Sanggabuana itu turut melengkapi kajian yang dibuat untuk mendorong wilayah tersebut jadi kawasan konservasi.

"Jadi ini bisa menjadi dasar KLHK untuk segera menetapkan kawasan Hutan dan Gunung Sanggabuana menjadi kawasan konservasi," katanya.

Usulan kawasan Gunung Sanggabuana itu menjadi Taman Nasional bertujuan agar seluruh areal pegunungan di kabupaten pantura tersebut dapat perlindungan dari negara.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Ahmad Munawir menyebutkan macan tutul yang terekam kamera di kawasan hutan Gunung Sanggabuana diduga berjenis kelamin betina dewasa.

"Macan tutul betina dewasa ini terekam bergerak dari arah selatan ke utara dan kembali menggunakan jalur yang sama," katanya dalam siaran pers.

Diketahui bahwa Munawir pun ditugaskan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendata satwa di Gunung Sanggabuana juga menyebutkan, dari data camera trap, macan itu diduga dapat bertahan sebagai predator karena rantai makanan alaminya pun masih ada. "Selain macan tutul, juga terekam babi hutan, musang dan tikus hutan yang merupakan pakan alaminya," katanya.

Ia mengatakan dari camera trap juga bisa teridentifikasi suara dan visual 40 jenis burung, 3 jenis primate dan 3 raptor. "Ini kabar baik dan menunjukkan bahwa biodiversity Sanggabuana masih baik, apalagi status hutan ini adalah hutan di luar kawasan konservasi," kata Munawir.

Dari hasil ekspedisi ini setidaknya ada 4 satwa di Sanggabuana yang masuk kategori dilindungi. Di antaranya macan tutul jawa, elang jawa, owa jawa dan surili. Untuk owa jawa sendiri merupakan hewan endemik yang dilindungi dan masih banyak terlihat di Sanggabuana.

Sementara macan tutul masuk kategori dilindungi dan terancam punah sehingga masuk dalam daftar Appendix I yang dilarang untuk diburu atau diperdagangkan secara internasional. Aturan yang melarang perburuan dan memperdagangkan macan tutul jawa atau satwa dilindungi lain merujuk padaUU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Ancamannya adalah pidana dengan hukuman penjara lima tahun dan denda Rp100.000.000.

Seekor macan tutul (Panthera pardaus melas) diserahkan warga terkurung di dalam kandang besi di Kantor Resort Konservasi wilayah XIX Gunung Sawal, Komplek BP3K, Imbanagara, Ciamis, Jawa Barat beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Untuk diketahui, guna mendukung usulan menjadikan Gunung Sanggabuana sebagai kawasan konservasi, pada awal September 2021, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi bersama tim Sanggabuana Wildlife Expedition memasang 20 unit kamera jebakan atau camera trap yang biasa digunakan untuk memantau hewan liar di dalam hutan.

Setidaknya ada 20 unit kamera yang dipasang, dan beberapa hari lalu ketika Dedi kembali bersama tim ke lokasi pemasangan camera trap, mereka mendapatkan foto dari macan tutul jawa. Hewan predator tersebut terekam jelas beraktivitas di depan kamera pada 11 September 2021 pukul 05.16.30 WIB.

"Teka-teki tentang siapa penjaga Sanggabuana terjawab sudah, macan tutul tampak di layar kamera yang terpasang," mantan Bupati Purwakarta yang juga putra darah Karawang tersebut.

Dedi mengemukakan bahwa Gunung Sanggabuana akan diusulkan menjadi taman nasional supaya satwa-satwa liar di kawasan itu lebih terlindungi. "Usulan kawasan Gunung Sanggabuana itu menjadi taman nasional bertujuan agar seluruh areal Gunung Sanggabuana mendapat perlindungan dari negara," katanya.

Di satu sisi, dia pun meminta warga agar tidak memburu macan tutul di kawasan hutan Gunung Sanggabuana tersebut. Dia pun meminta kepada para peternak tidak menggembala atau memelihara domba di hutan. Dedi menegaskan kaki Gunung Sanggabuana itu seharusnya tidak untuk lokasi ternak, karena sudah masuk dalam kawasan hutan.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Umum, Peristiwa, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/