Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
Olahraga
23 jam yang lalu
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
2
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
7 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
3
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
4
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
6 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
5
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
Olahraga
7 jam yang lalu
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk Laga Lawan Irak dan Filipina
6
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
6 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Home  /  Berita  /  Politik

Untuk Menata Masa Depan Bangsa, Indonesia Butuh PPHN

Untuk Menata Masa Depan Bangsa, Indonesia Butuh PPHN
Pendiri HIPMI sekaligus mantan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) era Orde Baru, Abdul Latief. (Foto: GoNews.co)
Senin, 11 Oktober 2021 18:18 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA – Bagi mantan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) era Orde Baru, Abdul Latief, hadirnya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang sekarang bernama Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) sangatlah penting. Bahkan untuk menata masa depan bangsa,  Indonesia sangat membutuhkan PPHN.

Demikian diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion/FGD MPR RI bertema 'Pokok-Pokok Haluan Negara', di Media Center Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/10/2021).

Untuk itu, Ia berharap masyarakat khususnya para elite yang selama ini tidak setuju dengan keberadaan PPHN, harus segera berfikir ulang. "Ketika kita bicara masalah PPHN, setuju atau tidak setuju, maka salah besar kalau kita tidak setuju. Sebab PPHN inilah wadah bagi bangsa kita untuk menyusun dan menata masa depan," ujarnya.

Abdu Latief juga menambhakan, PPHN adalah rencana dan dalam manajemen suatu rencana yang baik itu 65% jalan ke sukses, karena itu dirancang dan diskusikan dengan seksama. Dirinya berharap adanya PPHN dalam prospek pembangunan jangka panjang. "Kalau ada yang bilang tidak butuh PPHN, alasannya apa?. Karena PPHN ini sangat, sangat, penting untuk diwujudkan," tandasnya.

Ia juga berharap sistem perencanaan pembangunan nasional melalui proses politik, proses tekhnokratik dan proses partisipatip, ini pasti berhasil. Untuk itu, dalam rangka mewujudkan rencana memunculkan kembali PPHN, semua pihak diminta duduk bersama, dan membahas dengan tenang kedepan. "Pembahasan tersebut harus melibatkan seluruh elemen banga, seperti profesornya, kyai, ada pendeta, tokoh-tpkph politik bahkan jika perlu para rektor," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/