Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
Nasional
24 jam yang lalu
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
2
D'MASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
Umum
24 jam yang lalu
DMASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
3
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
Umum
23 jam yang lalu
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
4
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
Umum
24 jam yang lalu
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
5
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Olahraga
8 jam yang lalu
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
6
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Olahraga
8 jam yang lalu
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Home  /  Berita  /  Nasional

Kata Jamiluddin Ritonga soal Celeng vs Banteng

Kata Jamiluddin Ritonga soal Celeng vs Banteng
Ilustrasi. (gambar: ist./jpnn)
Kamis, 21 Oktober 2021 14:33 WIB
JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga dalam keterangan resmi yang dikutip di Jakarta (21/10/2021), menyatakan pandangannya mengenai perseteruan celeng vs banteng yang dinilai hanya rekayasa untuk meningkatkan elektabilitas PDIP dan Puan Maharani.

"Penilaian itu tampaknya tidak mendasar, karena tindakan demikian sangat beresiko bagi PDIP. Merekayasa celeng vs banteng sama saja tindakan bunuh diri bagi PDIP dan Puan Maharani," kata Jamil dikutip GoNEWS.co, Kamis.

Kata Jamil, kasus celeng vs banteng sangat tidak menguntungkan bagi Puan. Sebab, Puan diposisikan sebagai pihak yang didukung kekuatan struktural partai. Posisi ini dikesankan sangat berkuasa yang menindas celeng termasuk Ganjar.

"Celeng dan Ganjar justeru diposisikan sebagai yang lemah dan dizolimi oleh kekuatan struktural. Bahkan sosok Puan diposisikan seolah turut menzolimi Ganjar dan celeng," kata dia.

Jadi, kata Jamil, dalam perseteruan celeng dan banteng terdapat pihak penindas dan pihak yang ditindas. Banteng dan Puan digambarkan pihak penindas, sementara celeng dan Ganjar pihak yang tertindas.

"Dalam budaya politik Indonesia, pihak penindas kerap dijauhi oleh pemilih. Mereka ini dianggap jahat dan karenanya akan dijauhi," kata Jamil.

Pihak yang ditindas, lanjut Jamil, justeru kerap mendapat simpati dari masyarakat. Mereka ini umumnya akan dibela dan didukung para pemilih. Karena itu, sulit membayangkan bila celeng vs banteng sengaja diciptakan untuk meningkatkan elekrabilitas PDIP, khususnya Puan. "Justeru dalam kasus ini Puan dirugikan sehingga elektabilitasnya semakin sulit didongkrak," ujarnya.

"Puan dalam kasus ini, bisa jadi popularitasnya semakin meningkat, namun peningkatan itu dalam konotasi negatif. Karena itu, peningkatan popularitasnya tidak akan diikuti peningkatan elektabilitasnya," kata dia.

"Sebaliknya, Ganjar sebagai pihak yang tertindas justeru diuntungkan. Popularitasnya akan semakin tinggi, dan elektabilitasnya juga akan mengikuti," ujarnya menambahkan.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Politik, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/