Kata Jamiluddin Ritonga soal Celeng vs Banteng
"Penilaian itu tampaknya tidak mendasar, karena tindakan demikian sangat beresiko bagi PDIP. Merekayasa celeng vs banteng sama saja tindakan bunuh diri bagi PDIP dan Puan Maharani," kata Jamil dikutip GoNEWS.co, Kamis.
Kata Jamil, kasus celeng vs banteng sangat tidak menguntungkan bagi Puan. Sebab, Puan diposisikan sebagai pihak yang didukung kekuatan struktural partai. Posisi ini dikesankan sangat berkuasa yang menindas celeng termasuk Ganjar.
"Celeng dan Ganjar justeru diposisikan sebagai yang lemah dan dizolimi oleh kekuatan struktural. Bahkan sosok Puan diposisikan seolah turut menzolimi Ganjar dan celeng," kata dia.
Jadi, kata Jamil, dalam perseteruan celeng dan banteng terdapat pihak penindas dan pihak yang ditindas. Banteng dan Puan digambarkan pihak penindas, sementara celeng dan Ganjar pihak yang tertindas.
"Dalam budaya politik Indonesia, pihak penindas kerap dijauhi oleh pemilih. Mereka ini dianggap jahat dan karenanya akan dijauhi," kata Jamil.
Pihak yang ditindas, lanjut Jamil, justeru kerap mendapat simpati dari masyarakat. Mereka ini umumnya akan dibela dan didukung para pemilih. Karena itu, sulit membayangkan bila celeng vs banteng sengaja diciptakan untuk meningkatkan elekrabilitas PDIP, khususnya Puan. "Justeru dalam kasus ini Puan dirugikan sehingga elektabilitasnya semakin sulit didongkrak," ujarnya.
"Puan dalam kasus ini, bisa jadi popularitasnya semakin meningkat, namun peningkatan itu dalam konotasi negatif. Karena itu, peningkatan popularitasnya tidak akan diikuti peningkatan elektabilitasnya," kata dia.
"Sebaliknya, Ganjar sebagai pihak yang tertindas justeru diuntungkan. Popularitasnya akan semakin tinggi, dan elektabilitasnya juga akan mengikuti," ujarnya menambahkan.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Politik, Nasional, DKI Jakarta |