Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
19 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
14 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
15 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Olahraga

Dinilai Tidak Profesonal, dr Wiweka: LADI Pimpinan Zaini Tak Pernah Dilibatkan di Asian Games 2018

Dinilai Tidak Profesonal, dr Wiweka: LADI Pimpinan Zaini Tak Pernah Dilibatkan di Asian Games 2018
Wakil Direktur Medical dan Doping Control INASGOC, dr Wiweka MARS.(kiri) dan Sekjen INASGOC, Eris Herriyanto. (Dok. Pribadi)
Sabtu, 23 Oktober 2021 07:08 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Crew (kru) Medical and Doping Control Indonesia Asian Games Organizing Committe (INASGOC) merasa keberatan atas pernyataan mantan Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI), Zaini Khadafi Saragih di media yang mengaku lembaga pimpinannya terlibat mensukseskan Asian Games Jakarta-Palembang 2018

Keberatan itu disampaikan Wakil Direktur Medical dan Doping Control INASGOC, dr Wiweka MARS. "Kami atas nama mantan crew Medical and Doping Control Inasgoc merasa keberatan atas pernyataan mantan Ketua LADI tersebut," kata Wiweka yang dihubungi Jumat (22/10/2021) malam.

Menurut Wiweka, LADI pimpinan Zaini Khadafi Saragih tidak pernah dilibatkan dalam persiapan maupun pelaksanaan Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Dalam persiapan dan pelaksanaan Asian Games 2018 itu, katanya, crew Medical and Doping Control INASGOC di bawah pengawasan Pimpinan INASGOC, Erick Thohir dan Deputy Games Operation serta supervisi dari Medical and doping control OCA yang bekerja mati-matian untuk menyiapkan DCS (Doping Control Station) serta pelaksanaan Doping Control.

Begitu juga, kata Wiweka, pada saat event Asian Games 2018 berlangsung dimana INASGOC bekerjasama dengan Professional Worldwide Control (PWC) yang merupakan lembaga doping control swasta berkedudukan di Jerman sebagai pelaksana doping control.

"Tidak ada keterlibatan LADI sama sekali di Asian Games 2018. Karena, saya dan team Medical and Doping Control Inasgoc yang merencanakan dan mengendalikan Medical and Doping Control pada saat Asian Games 2018 di bawah pengawasan Pimpinan INASGOC dan supervisi dari Medical and Doping Control Dewan Olimpiade Asia (OCA)," tegasnya.
Bukan hanya tidak terlibat di Asian Games 2018, kata Wiweka, LADI juga tidak masuk dalam kepanitian INASGOC. Sebab, INASGOC tidak bisa mengakomodir pemintaan Zaini Khadafi Saragih yang menginginkan seluruh personil LADI diakomodir.

"Permintaan Zaini ditolak karena INASGOC tidak mau terjadi penumpukan personil. Saat itu, INASGOC hanya menggunakan personil dalam jumlah kecil karena ingin efisien dalam penggunaan anggaran. Makanya, INASGOC menolak permintaan memasukkan semua personil LADI yang diinginkannya," jelasnya.

Memang, kata Wiweka, INASGOC pernah melibatkan LADI. Namun, ungkapnya, hanya saat test event Asian Games 2018 saja. Itupun hasilnya kurang memuaskan. "INASGOC tidak menggunakan LADI karena memang tidak profesional. Makanya, INASGOC mengambil keputusan melakukan kerjasama dengan PWC atas pertimbangan agar pelaksanaan Asian Games 2018 sukses. Apalagi, PWC itu mendapatkan rekomendasi OCA dan Komite Olimpiade Internasional (IOC)," katanya.

dr Wiweka bersama Tim Medical dan Doping Control OCA. 

Yang lebih mengejutkan lagi, Wiweka secara tegas menyebut sangat tidak benar klaim Zaini jika Asian Games 2018 bisa terselenggara karena peran LADI dalam melobi WADA agar banned Indonesia dicabut.

"LADI mendapat sanksi WADA saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016 karena memeriksakan sampel doping ke Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah) yang tidak terakreditasi oleh WADA," katanya.

Mantan Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo Jakarta ini juga menceritakan mengenai botol sample urine yang digunakan saat Asian Games 2018 sempat mendapat tawaran dari distributur yang biasa digunakan LADI. Tetapi, penawaran itu ditolak dan INASGOC memutuskan langsung impor dari Jerman.

"Waktu itu, INASGOC sempat ditawarkan distributor yang biasa digunakan LADI dengan harga sebesar Rp2,5 juta per botol sample urine. Dan, INASGOC impor langsung dari Jerman dengan harga jauh lebih murah yakni Rp250 ribu per botol sample urine," katanya.

Keputusan INASGOC untuk bekerjasama dengan PWC itu juga dibenarkan Sekjen INASGOC, Eris Herriyanto. Begitu juga dengan tidak adanya keterlibatan LADI dalam pemeriksaan doping di Asian Games 2018.

"Ya, memang LADI tidak dilibatkan. Keputusan INASGOC bekerjasama dengan PWC untuk memastikan tidak ada masalah tentang masalah pemeriksaan doping di Asian Games 2018. Dan, saya juga sempat berkunjung ke laboratorium anti doping di Doha Qatar untuk memastikan bisa menampung 1.100 sample urine yang diambil dari Asian Games 2018," ujarnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/