90an Persen Produk E-Commerce Disebut Masih Impor, DPD Dorong Penguatan UMKM
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kata LaNyalla, transaksi e-commerce sepanjang 2020 mencapai Rp253 triliun dan diperkirakan bisa mencapai Rp337 triliun pada 2021. Sayangnya, 90 persen lebih produk yang dijual di e-commerce Indonesia adalah produk impor.
"Platform e-commerce itu seakan dikuasai oleh produk impor. Maka, saya menilai penting untuk meningkatkan dan memperkuat kemampuan UMKM kita agar berdaya saing yang akhirnya berdampak positif terhadap perekonomian nasional," kata LaNyalla dikutip dari rilisnya, Minggu (24/10/2021).
LaNyalla yang juga menjabat Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Jawa Timur itu berpandangan, UMKM di luar negeri seperti China lebih siap dalam memasuki ekosistem ekonomi digital yang sudah merambah pasar global.
"Ini merupakan tantangan yang besar. UMKM di Indonesia harus memiliki kesadaran dan terus-menerus diberikan edukasi dan peningkatan kapasitas dalam produksi, baik SDM maupun kualitas produk," tegas LaNyalla.
Menurutnya, salah satu kelemahan pelaku UMKM dalam negeri adalah masih banyaknya pelaku UMKM yang belum memiliki kemampuan dan pengetahuan digital yang cukup. Meskipun pelaku UMKM milenial telah ada yang merambah pasar internasional melalui kanal media sosial seperti Instagram dan Facebook, namun persentase mereka masih kecil dibanding dengan UMKM konvensional.
"Pelaku UMKM perlu dibekali dengan pemahaman keuangan secara profesional dan akses pembiayaan serta pengelolaan yang profesional untuk merambah pasar ekspor," papar LaNyalla.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Ekonomi, Nasional, DPD RI, Jawa Barat |