Kata NasDem soal Garuda Indonesia yang Baru
Dalam paparannya Sukardi menjelaskan, diperlukan dua tim dimana satu tim menangani persoalan utang-utang Garuda, satu tim lain lain fokus membangun transformasi Garuda baru.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI dari Fraksi NasDem Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Martin Manurung mengungkapkan bahwa yang terpenting bagi pihaknya adalah, penanganan persoalan Garuda Indonesia harus efektif.
"Intinya kita nggak mau uang negara habis untuk yang nggak berguna dan menutupi persoalan-persoalan masa lalu," kata Martin kepada GoNEWS.co usai FGD.
"Apa opsinya?" tandas Martin.
"Bikin dong tuntutan hukum. Kalau itu tidak mungkin, opsi lainnya yang terpilih oleh kami adalah Garuda Indonesia Airlinesnya itu kita selamatkan, PT Garuda Indonesianya kita selesaikan," sambungnya menjelaskan.
Mengutip data Martin Manurung Center, saat ini Garuda Indonesia menanggung utang sebanyak Rp138,5 triliun dan asetnya hanya sebesar Rp98,3 triliun. Sementara itu, ekuitas Garuda Indonesia juga tercatat minus Rp40,2 triliun dengan tambahan negatif ekuitas tiap bulannya mencapai Rp1,5 triliun - Rp2 triliun). Dari total nilai utang itu, utang terbesar adalah utang kepada lessor (perusahaan jasa leasing dan penyewaan) yang mencapai Rp90,2 triliun.
Turut hadir dalam Focus Group Disscusion tersebut, mantan Komisaris Garuda Indonesia Peter F Ghonta.
Peter mengungkapkan, diantara penyebab kerugian Garuda yang menjadi perhatiannya adalah kontrak antara Garuda Indonesia dengan lessor yang justru merugikan Garuda.
"Siapa yang memaksa Garuda? Patut diduga terjadi sesuatu," ujar Peter.
Ia mengatakan, dirinya sudah melapor ke penegak hukum untuk dapat dilakukan tuntutan secara hukum di level internasional.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Ekonomi, Politik, Nasional, DPR RI, DKI Jakarta |