Hidup Terisolir, Masyarakat Esrotnamba Menangis Didatangi Bupati Kaimana Freddy Thie
Kedatangan Bupati Freddy Thie bagai mimpi di siang bolong bagi masyarakat Esrotnamba yang selama ini hidup terisolir dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Sebab, selama ini mereka tidak pernah kedatangan pejabat Pemerintah Daerah mengingat medan yang harus ditempuh membutuhkan waktu dan tenaga yang begitu besar.
"Terima kasih Pak Bupati. Terima kasih banyak atas kunjungan Bapak ke Esrotnamba. Kami tak tahu harus berkata apa dan meminta apa. Tapi kedatangan Bapak ke sini sudah menjadi berkat buat kami yang sangat jarang melihat wajah kota," kata seorang Tetua di Kampung Esrotnamba sambil menyuguhkan Sirih-Pinang sebagai sambutan adat kepada Freddy dan rombongan.
Tetua tersebut tampak meneteskan air mata. Demikian juga masyarakat yang menyambut kedatangan Freddy. Alunan lagu daerah dan gerak tari tradisional tak berhenti dimainkan sebagai wujud penghormatan kepada tamu dan rasa bahagia yang menyelimuti hati.
Sebagai informasi, Kampung Esrotnamba adalah sebuah perkampungan yang terletak di pinggiran danau di tengah hutan pedalaman Kabupaten Kaimana. Kampung ini dihuni kurang lebih 32 Kepala Keluarga (KK). Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, sebelumnya pendahulu mereka hidup secara nomaden di pedalaman Papua Barat. Pemerintah setempat kemudian meminta mereka untuk hidup menetap dan menjadi komunitas masyarakat sendiri di pinggiran Danau Esrotnamba.
Selain menggunakan Pesawat Amfibi, untuk tiba di Kampung Esrotnamba, dari Kaimana Kota terlebih dahulu mengarungi perairan Teluk Triton menggunakan speed boat ke kampung Lumira atau Kampung Kamaka dengan jarak tempuh -+ 2 jam. Selanjutnya berjalan kaki menuju Danau Kamaka (Danau Pertama) dengan cara menyusuri perbukitan dan hutan -+ 3.5 jam. Berikutnya menggunakan perahu dayung menuju ujung utara Danau Pertama dengan jarak tempuh -+ 2 Jam. Setelah mencapai ujung utara Danau Pertama, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak penduduk dengan berjalan kaki. Waktu tempuh mencapai sisi selatan Danau Esrotnamba -+ 4.5 jam. Kemudian menggunakan perahu dayung dengan waktu tempuh -+ 60 menit untuk mencapai Kampung Esrotnamba.
Danau Esrotnamba dihiasi dengan ratusan pulau karang yang eksosis di tengahnya. Air yang dalam dan jernih menjadi habitat bagi berbagai spesies ikan air tawar. Hutan yang asri menjadi tempat berteduh bagi burung-burung indah endemik khas Papua Barat. Sepanjang hari, telinga akan dimanjakan oleh kicauan berbagai jenis burung ini.
Buah Tangan dan Mimpi Bupati
Kedatangan Bupati Freddy dan rombongan ke Kampung Esrotnamba bukan dengan tangan kosong. Seperti biasanya, Ia selalu membawa Bahan Makanan untuk masyarakat kampung yang dikunjunginya. Selain itu, pria berdarah Tionghoa yang lahir dan besar di Kaimana ini juga membawa pakaian anak-anak, ibu-ibu dan orang dewasa. Hari itu juga dilakukan pengobatan gratis oleh Tim Medis dari Dinas Kesehatan Kaimana yang telah berangkat ke Esrotnamba beberapa hari sebelumnya lewat jalur laut.
"Bagaimanapun keadaan mereka, mereka adalah masyarakat Kabupaten Kaimana. Dan sudah menjadi tanggung jawab Saya sebagai Kepala Daerah untuk memperhatikan serta memperlakukan mereka seperti masyarakat Kaimana yang tinggal di Kota. Keadilan harus kita hadirkan di negeri ini," tutur Freddy dalam siaran resmi yang dikutip GoNEWS.co, Sabtu (4/12/2021).
Ayah dengan empat anak ini (2 perempuan dan 2 Laki-laki) mengatakan akan berupaya semampunya untuk membuka akses menujuĀ Kampung Esrotnamba. Ini diperlukan agar masyarakat dapat dengan mudah menjalani mobilitas dari Kota ke Esrotnamba dan begitu juga sebaliknya. Dia bahkan mencanangkan menjadikan Kampung Esrotnamba sebagai salahsatu destinasi wisata unggulan di Kota Senja Kaimana.
"Keindahan dan Eksotisme Esrotnamba akan mengalahkan Raja Ampat. Kalau Raja Ampat itu yang dijual sama saja dengan Teluk Triton, yaitu gugusan pulau karang di tengah lautan. Bahkan Triton jauh lebih bagus. Tapi, mereka tidak punya Gugusan Pulau Karang di tengah danau seperti Esrotnamba. Inilah keunggulan Kaimana dibandingkan dengan Raja Ampat," tegas Freddy.
Sebelumnya Freddy telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati sekaligus melantik Kepala Kampung sementara untuk menetapkan Esrotnamba sebagai Kampung atau Desa Persiapan. Pada Tahun 2022 diharapkan sudah menjadi Kampung/Desa definitif.
"Semoga tidak menuai kendala yang berarti, kita juga akan membangun Sekolah serta Puskesmas Pembantu di sini. Kasihan, anak-anak di sini tidak sekolah. Fasilitas kesehatan juga tidak ada," ujar Freddy.
Bermalam di Esrotnamba
Bupati Freddy bersama rombongan mestinya kembali ke Kota Kaimana pada sore hari di hari yang sama. Namun, hujan deras yang mengguyur sepanjang hari memaksa mereka untuk bermalam di Esrotnamba, mengingat Pesawat Amfibi yang membawa mereka tak dapat melakukan takeoff di tengah cuaca yang buruk.
Malam itu dimanfaatkan Bupati Freddy dan rombongan untuk bercengkrama dengan masyarakat yang telah lama merindukan kehadiran pemimpinnya. Sepanjang malam mereka berbicara, saling bertukar informasi, bahkan canda tawa tak luput dari interaksi mereka.
Sementara itu, masyarakat lain, baik Laki-laki maupun perempuan, secara bergantian tak henti-hentinya menghibur mereka dengan tarian tradisional. Guyuran hujan dan udara yang dingin, sedikitpun tidak mengganggu kehangatan mereka malam itu. Hingga pada esok paginya, Jumat (3/12/2021), Freddy dan rombongan harus kembali ke Kota.
"Masyarakat Esrotnamba luar biasa. Sampai pagi buta pun kita terus dihibur dengan tarian tradisional. Saya sangat terharu bisa berada di tengah-tengah mereka. Dan Saya pastikan, mereka tidak akan luput lagi dari perhatian Pemerintah Daerah," kata Freddy.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Sumber | : | Rilis |
Kategori | : | Pemerintahan, Papua Barat |