Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
24 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
2
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
24 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
3
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
22 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
4
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
18 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
5
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
6
Dukungan BUMN Diharapkan Jadi Stimulan Sektor Swasta Dukung Olahraga Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Dukungan BUMN Diharapkan Jadi Stimulan Sektor Swasta Dukung Olahraga Indonesia
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Epicenter Pede Perkenalkan Microchip yang Bisa Menyimpan Data Sertifikat Vaksin Covid-19

Epicenter Pede Perkenalkan Microchip yang Bisa Menyimpan Data Sertifikat Vaksin Covid-19
(gambar: ist. via dailymail)
Sabtu, 25 Desember 2021 11:54 WIB
JAKARTA - Epicenter, sebuah komunitas digital scale up, perusahaan, intrapreneur dan enterprenuer di Stockholm, Swedia meluncurkan microchip seukuran biji beras untuk ditanam di balik kulit manusia yang bisa menyimpan data sertifikat vaksin Covid-19, baru-baru ini.

Implan dapat dibaca oleh perangkat apa pun menggunakan protokol komunikasi jarak dekat (NFC). Publik Indonesia banyak mengenal NFC sebagai teknologi pembayaran via pemindaian seperti mengisi saldo E-Toll melalui alat pindai di bodi telepon genggam kelas Rp5 jutaan.

Kepala Distribusi Epicenter Hannes Sjoblad, melalui sebuah video sebagimana dikutip GoNEWS.co dari dailymail di Depok, Jawa Barat, Sabtu (25/12/2021), memeragakan penggunaan teknologi cerdas itu. Ia memegang cip di lengannya dan hanya melambaikan smartphone di atasnya untuk mengetahui status vaksinasinya.

"Implan adalah teknologi yang sangat serbaguna yang dapat digunakan untuk banyak hal yang berbeda dan saat ini sangat nyaman untuk memiliki paspor Covid-19 yang selalu dapat diakses pada implan Anda," katanya.

Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19-penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 atau virus corona-sebagai pandemi.

Sejak saat itu virus menguasai dunia, menutup bisnis dan memaksa orang masuk ke rumah mereka selama berbulan-bulan.

Banyak tempat, restoran, bar, ruang konser dan museum, di seluruh AS yang mengharuskan pengunjung menunjukkan status vaksinasi mereka untuk memasuki gedung. Keharusan menunjukkan sertifikat vaksin ini juga diterapkan di Indonesia dengan pindai barcode melalui aplikasi PeduliLindungi. Tapi teknologi microchip Epicenter lebih memudahkan pengguna karena tak perlu khawatir gagal menunjukkan sertifikat ketika ponsel dalam keadaan kehabisan baterai.

"Jika ponsel Anda kehabisan baterai, itu selalu dapat diakses oleh Anda. Jadi tentu saja, begitulah cara kami menggunakan teknologi ini hari ini, tahun depan kami akan menggunakannya untuk hal lain," kata Sjoblad.

Microchip berada tepat di bawah kulit, baik di lengan atau di antara ibu jari dan jari telunjuk. Chip ditanamkan dengan suntikan sederhana dari jarum suntik dan dengan satu klik. Prosedur verifikasi dengan microchip ini juga tidak memerlukan aplikasi telepon khusus.

Sebenarnya, microchip yang ditanamkan Epicenter bukanlah inovasi baru karena perusahaan telah menggunakannya selama bertahun-tahun terhadap karyawannya sendiri.

Pada tahun 2015, perusahaan mengumumkan telah menanamkan microchip di lebih dari 100 karyawannya. Dengan microchip yang ditanam tersebut, para karyawan dimungkinkan untuk membuka pintu, mengoperasikan printer, atau membeli smoothie cukup dengan dengan lambaian tangan.

Saat diaktifkan oleh pembaca beberapa inci jauhnya, sejumlah kecil data mengalir di antara kedua perangkat melalui gelombang elektromagnetik. Saat ini, paspor microchip atau microchip yang menyimpan data sertifikat vaksin belum siap untuk dipasarkan.

Patrick Mesterton, salah satu pendiri dan CEO Epicenter, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tahun 2017; "Manfaat terbesarnya menurut saya adalah kenyamanan. Pada dasarnya, ini menggantikan banyak hal yang Anda miliki, perangkat komunikasi lain, apakah itu kartu kredit atau kunci."***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Internasional, Kesehatan, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/