Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
22 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
4
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
18 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
17 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Negara akan Jadikan Tes Kesehatan sebagai Syarat Nikah

Negara akan Jadikan Tes Kesehatan sebagai Syarat Nikah
Ilustrasi tes kesehatan. (Foto: Istimewa)
Minggu, 09 Januari 2022 20:09 WIB

JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mewajibkan warga yang akan menikah melakukan pemeriksaan kesehatan guna mencegah anak lahir kemudian tumbuh dalam kekerdilan (stunting). Hal tersebut Ia sampaikan di Yogyakarta pada Minggu (9/1/2021).

Lansiran antaranews.com menyebut, tes kesehatan bagi orang yang hendak menikah meliputi pengukuran lingkar lengan atas, kadar hemoglobin, dan kondisi umum sehat atau tidak.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebut, pihaknya bahkan telah berkomunikasi dengan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) untuk mendapat penguatan atas upaya tersebut. "Kami sudah komunikasi dengan Menteri Agama untuk mohon dikuatkan menjadi syarat sebelum pernikahan," katanya dikutip GoNEWS.co di Jakarta.

Hasto sangat optimistis mampu menurunkan angka kekerdilan 10 persen dalam 2,5 tahun. Berdasarkan pengalaman selama pandemi, penurunan angka kekerdilan bisa turun tiga persen, maka dengan kondisi yang sudah membaik ini angka penurunan akan lebih tinggi lagi.

Ia juga memperkirakan masih ada 12 juta bayi yang akan lahir sehingga dirinya akan melakukan gerilya kepada warga yang baru nikah sebanyak 2 juta per tahun, supaya melahirkan bayi yang tidak kerdil.

"Kami juga akan melakukan gerilya kepada 4,5 juta ibu yang melahirkan dalam satu tahun untuk melakukan program keluarga berencana setelah melahirkan. Hal ini dikarenakan jarak anak yang dilahirkan dengan waktu berdekatan juga berpotensi kekerdilan," katanya.

Dia mengatakan sampai saat ini, petugas BKKBN telah mendatangi 68 juta keluarga di masa pandemi untuk mendapatkan data. Setelah itu, BKKBN melantik 600 ribu petugas menjadi pendamping keluarga.

"Itu mesin yang akan kami gerakan untuk menekan angka kekerdilan. Kami juga akan menambah generasi berencana di setiap desa ada dua orang. Mudah-mudahan isu kekerdilan dan pencegahan kekerdilan dapat berjalan baik," katanya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Kesehatan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/