Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
2
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
5 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
3
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
2 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Bersama Ismail Arsal, Bukit Asam Diharap Sukses Alih LPG ke DME

Bersama Ismail Arsal, Bukit Asam Diharap Sukses Alih LPG ke DME
Ilustrasi DME. (foto: ist. via harianhaluan)
Minggu, 23 Januari 2022 10:55 WIB
JAKARTA - Komisi VI DPR RI mendukung PT Bukit Asam di bawah kepemimpinan Direktur Utama Ismail Arsal untuk menjalankan proyek alih LPG (Liquefied Petroleum Gas) impor dengan DME (dimethyl ether) dari batu bara. Demikian disiarkan resmi oleh parlemen sebagaimana dilihat, Minggu (23/2/2022).

"Saya setuju soal DME dan kami tentu mendukung rencana PT Bukit Asam yang akan mengganti LPG impor dengan DME yang berasal dari batu bara. Namun tentu harus dipikirkan lagi berbagai halnya, terlebih Pak Arsal ini baru duduk sebagai Dirut. Kami beri kesempatan dulu untuk mempelajari, baru kemudian kita kembali diskusikan rencana ini dalam forum resmi lainnya," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal sebaimana dikutip GoNEWS.co.

Politisi Partai Gerindra itu berharap agar rencana alih LPG ke DME dipersiapkan lebih matang lagi. Jangan sampai rencana baik malah akan menjadi bumerang yang merugikan PT Bukit Asam itu sendiri. Pasalnya, mengganti LPG impor ke DME batu bara itu membutuhkan teknologi dan investasi atau biaya yang cukup tinggi.

Saat menerima Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/1/2022) lalu, Asam Ismail Arsal menjelaskan, rencana utama proyek ini sejatinya ditujukan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Selain itu juga untuk menghemat cadangan devisa dan neraca perdagangan negara dengan mengurangi LPG impor kurang lebih sekitar 1 juta ton per tahun. Bahkan proyek ini juga akan menghasilkan multifier effect berupa penerimaan pajak dan non pajak bagi negara.

Sementara itu, terkait kekhawatiran bahwa rencana tersebut akan merugikan PT Bukit Asam, menurut Arsal hal itu kemungkinan besar tidak akan terjadi. Karena proyek dengan teknologi tinggi ini bekerjasama dengan PT Pertamina dan perusahaan asing, tentu manfaat, kewajiban dan risiko yang akan dijalankan atau diterima masing-masing pihak. Dimana PT Bukit Asam hanya menyediakan bahan utamanya berupa batu bara.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Nasional, DPR RI, DKI Jakarta, Sumatera Selatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/