Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
13 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
12 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
12 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
4
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
13 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
12 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Karena Faktor Ini, Anies Baswedan Sebut Meski IKN Pindah Jakarta Bakal Tetap Macet

Karena Faktor Ini, Anies Baswedan Sebut Meski IKN Pindah Jakarta Bakal Tetap Macet
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (foto: Istimewa)
Sabtu, 29 Januari 2022 21:31 WIB

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan jika pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) tak akan berpengaruh pada kemacetan Jakarta. Menurutnya, itu karena sektor pemerintahan tak terlalu menyumbang signifikan pada kemacetan Jakarta.

"Kontribusi pemerintah dalam kemacetan di Jakarta itu kurang dari 7 persen. Jadi (pemindahan IKN) tidak akan ada efeknya pada kemacetan di Jakarta," kata Anies Baswedan seperti dikutip dari kanal Youtuber KOMPASTV pada Sabtu, (29/1/2022).

Menurut Anies Baswedan, sumbangsih terbesar pada kemacetan di Jakarta adalah dua sektor lain di luar pemerintahan. "Kemacetan di Jakarta itu oleh kegiatan rumah tangga dan kegiatan usaha. So it doesn’t make that different (jadi pemindahan ibukota negara tak akan membuat banyak perubahan) begitu," katanya.

Bagi Anies, walaupun dalam konteks nasional, lokasi Ibu Kota memang penting, apakah di Jakarta ataukah di Kaltim. Namun, dalam konteks lingkup Jakarta, ada atau tidak ada Ibu Kota, tak akan banyak berpengaruh. "Dalam konteks Jakarta-nya sebenarnya adanya Ibu Kota atau tidak ada Ibu Kota ya kita tetap harus melayani kegiatan bisnis dan kegiatan rumah tangga," terangnya.

Anies menegaskan dalam prakteknya Jakarta tak banyak melayani pemerintah pusat. "Jadi kalau ditanya jajaran (Pemprov DKI) ini melayani pemerintah pusat? Jarang, tapi melayaninya adalah kebutuhan rumah tangga dan dunia usaha," ujarnya.

Menurutnya, tantangan Jakarta saat ini bukan pada pelayanan sektor pemerintah saja, tetapi yang utama melayani kebutuhan global. Hal itu, karena menurut data yang ia miliki, Jakarta merupakan kota megapolitan terbesar di belahan selatan dunia. "Jakarta ini menyumbangkan 18 persen dari GDP nasional. Kalau kita bisa terus melakukan efisiensi atas kegiatan perekonomian kita maka lompatan ini makin kuat lagi karena pintu gerbang internasional tetap akan ada di Jakarta," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/