Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
15 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
12 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
12 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
13 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Doni Monardo: Jangan Anggap Enteng Covid-19

Doni Monardo: Jangan Anggap Enteng Covid-19
Doni Monardo (Ist)
Senin, 14 Februari 2022 17:51 WIB
Penulis: Azhari Nasution

JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Purnawirawan TNI-AD (DPP PPAD), Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo mengingatkan masyarakat yang sudah di-booster agar tetap waspada terhadap Covid-19. 

“Jangan kendor dan jangan anggap enteng Covid-19, meski sudah di-booster. Sebab, tidak ada penelitian yang menyebutkan, bahwa dengan booster Anda terhindar dari paparan Covid-19,” kata Doni Monardo, di Jakarta, hari ini (14/2/2022).

Seperti diketahui, pemerintah sedang menggalakkan booster. Vaksinasi booster adalah vaksinasi Covid-19 setelah seseorang mendapat vaksinasi primer dosis lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan.

“Jika lengah, kita tetap bisa terpapar. Dan bila terpapar kemudian sembuh, masih ada risiko penyakit yang menyertai. Ingat-ingatlah itu,” pesan Doni, mantan Kepala BNPB dan Ketua Satgas Covid-19.

Kepada seluruh purnawirawan TNI-AD, serta masyarakat luas pada umumnya, Doni meminta agar mengikuti kebijakan pemerintah dan pertimbangan WHO (Badan Kesehatan Dunia). “Rujukan kita adalah pemerintah dan pertimbangan WHO, bukan individu atau orang per orang,” tegasnya.

Akhir-akhir ini, tersiar informasi dari sejumlah individu yang mengajak masyarakat mengakhiri pandemi dengan cara masing-masing. Antara lain menolak memakai masker, menolak vaksinasi, bahkan menolak di-swab. Ia mencoba mempengaruhi masyarakat dengan dalih menyesatkan.

“Jangan terpengaruh ajakan tersebut, karena bisa membahayakan keselamatan kita. Ingat, tiap-tiap negara memiliki kebijakan dan pertimbangan dalam menghadapi pandemi. Mari kita ikuti kebijakan pemerintah dan taat arahan kepala negara. Patuh dan taat terhadap protokol kesehatan dan laksanakan program vaksinasi,” papar Doni.

Tak lupa, mantan Danjen Kopassus itu menegaskan kalimat “salus populi seprema lex”. Sebuah asas yang memiliki makna “keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi”. Kalimat itu tidak hanya asas tetapi menjadi adagium hukum. Dengan adagium itu pula Doni Monardo memimpin pasukan saat menjabat “panglima” perang melawan Covid-19.

Salus Populi Suprema Lex Esto, begitu kalimat lengkapnya, merupakan adagium hukum yang pertama diucapkan oleh Cicero, seorang filsuf Italia. Filosofi itu bahkan ada dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat: “keselamatan dan kemakmuran rakyat merupakan tujuan utama bernegara”.

Doni pun berharap, aparat negara tidak kendor dalam memerangi wabah, termasuk dalam menegakkan aturan. Sebab, keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/