Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
2
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
5 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
3
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
2 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Politik

Ambisi Jatah Menteri Tak Terpenuhi, Mendingan PAN Keluar dari Koalisi

Ambisi Jatah Menteri Tak Terpenuhi, Mendingan PAN Keluar dari Koalisi
Ketua Umum PAN dan Presiden Joko Widodo. (Foto: Istimewa)
Sabtu, 19 Februari 2022 11:58 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) telah resmi bergabung ke Koalisi pemerintah. Kepastian itu terungkap setelah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ikut rombongan pemimpin parpol koalisi bertamu ke Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (25/8/2021) lalu.

Pertemuan itu dihadiri enam ketua umum dan enam sekretaris jenderal partai politik yang selama ini mendukung pemerintah. Selain itu, ada pula dua perwakilan dari PAN yakni Ketua Umum Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal Eddy Soeparno.

Sekretaris Jenderal NasDem Johnny G Plate menyebut PAN sebagai sahabat baru dalam koalisi. NasDem diketahui sudah dua periode menjadi koalisi bagi kepemimpinan Jokowi sejak awal. Sementara itu PAN, seperti pada periode 2014-2019, pada periode 2019-2024 ini pun terbilang anak baru dalam koalisi mendukung pemerintahan Jokowi.

Sejumlah elit PAN sendiri dikabarkan bakal mengisi sejumlah pos di Kementerian, seperti Ketua Umumnya Zulkifli Hasan, Soetrisno Bachir hingga tokoh lainnya. Namun demikian, Jokowi sepertinya belum memberikan jatah itu ke PAN.

Untuk itu, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menyarankan agar PAN sebaiknya keluar dari koalisi tersebut. "Harusnya PAN keluar koalisi pemerintah, percuma mendukung tapi tak ada kader di pemerintahan, ini kan buang-buang waktu dan energi. Sebaiknmya PAN perkuat dukungan ke oposisi dengan Demokrat dan PKS biar naik elektabilitasnya," ujar Jerry kepada GoNews.co, Sabtu (19/2/2022) di Jakarta.

Jika PAN mengambil keputusan keluar dari Koalisi, Jerry berkeyakinan Partai yang didirikan Amien Rais itu akan masuk dalam jajaran 5 besar. "Coba lihat growth atau pertumbuhan partai Demokrat, bahkan pernah nagkring di 3 besar dan juga bertahan di 5 besar. Bahkan, disisi lain Ketum Demokrat Agus Harimukti Yudhouono (AHY) saat ini mampu menaklukan Ketua Umum PAN Zulkifki Hasan," tegasnya.

Sejak awal PAN memutuskan bergabung dengan koalisi, menurut Jerry paling tidak berharap 'durian runtuh' ada kursi di kabinet, "Saya nilai PAN telah salah mengambil keputusan, tapi hal ini belum terlambat, sebaiknya PAN lebih getol memperjuangkan kepentingan rakyat,".

Jika PAN terus berharap akan mendapat tawaran posisi Menteri, Jerry menilai ibarat pungguk merindukan bulan. "Kalau saya nilai sulit mempercayai omongan, semua bahasa kerap hanya pepesan kosong dan angin surga. Malah PAN dirugikan dengan tingkat elektabiltasnya yang saat ini sudah kalah telak dari Demokrat. Ngapain bertahan di koalisi dengan public policy yang amburadul," tukasnya.

Jokowi kata Dia, menggunakan rumus politik tarik ulur, janji dan isu reshuffle pada Desember 2021 lalu, faktanya juga nihil. "Ada istilah "Nihilisme" itulah yang terjadi di PAN, sudahlah pak Ketua Zulhas get out sajalah dari koalisi, tak ada keuntungan juga buat PAN malah rugi besar. PAN juga akan terimbas saat kredibilitas pemerintahan Jokowi menyusut atau turu," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/