Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
24 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
2
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
3
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
4 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
4
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
1 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Politik

Harga Kedelai Naik, Pemerintah harus Berikan Insentif Fiskal Bagi Perajin Tahu dan Tempe

Harga Kedelai Naik, Pemerintah harus Berikan Insentif Fiskal Bagi Perajin Tahu dan Tempe
Perajin Tahu sedang membersihkan kedelai. (Foto: Kompas)
Sabtu, 19 Februari 2022 12:40 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Perajin tahu dan tempe di pulau Jawa kompak akan mogok produksi yang rencananya dilakukan selama 3 hari dari 21-23 Februari 2022 mendatang, sebagai bentuk aksi protes atas naiknya harga kedelai yang mencapai Rp11.000 per kilogram saat ini.

Menanggapi hal tersebut, Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Sultan B Najamudin meminta pemerintah melalui Kementerian terkait untuk segera melakukan langkah-langkah persuasif sebagai upaya pencegahan terjadinya kekosongan suplay tempe dan tahu di pasaran.

"Pengusaha pengolahan tempe dan tahu adalah kelompok Usaha mikro dan kecil yang sangat rentan jika terjadi kenaikan harga bahan baku. Mereka harus dilindungi dan diapresiasi dengan insentif fiskal jika pemerintah tidak bisa memberikan pilihan bahan baku yang lebih murah," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima GoNews.co, Sabtu (19/2/2022).

Menurut Sultan, tempe dan tahu adalah bahan pangan andalan masyarakat yang signifikan mempengaruhi inflasi. Saya kira mereka yang kecil-kecil para pelaku UMK itu hanya membutuhkan keberpihakan atas ketidakadilan kebijakan ekonomi nasional. "Dengan memberikan Keringanan pajak dan kemudahan akses modal tanpa bunga,.saya kira akan sangat membantu para pelaku IMK pengolahan tempe dan tahu dalam menjaga keberlangsungan produksi dan memastikan suplay di pasaran," usulnya.

Fenomena kenaikan harga kedelai ini melengkapi anomali harga bahan pangan yang terjadi saat ini setelah kenaikan harga minyak goreng dan lain-lain. "Publik tentu berhak untuk menyatakan sikap protesnya terhadap kinerja pemerintah," tegas Sultan.

DPD RI kata Sultan, sejak awal telah mewanti-wanti pemerintah untuk memperkuat sistem ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor akan sangat rentan terhadap suplay dan harga di pasaran. "Menurut beberapa sumber, pada tahun lalu kedelai yang dihasilkan dari dalam negeri mencapai 613,3 ribu ton, turun 3,01% dari tahun lalu yang mencapai 632,3 ribu ton. Produksi kedelai Indonesia diperkirakan kembali turun 3,05% menjadi 594,6 ribu ton pada 2022," ungkapnya.

Sementara itu, Data dari Kementerian Pertanian (2018) menunjukan adanya tren peningkatan konsumsi kedelai perkapita/tahun, yaitu pada tahun 2017 di angka 8,776 Kg/kapita/tahun menjadi 8,857 Kg/kapita/tahun di tahun 2018. Dengan peningkatan kebutuhan kedelai sebagai bahan baku langsung produk pangan maupun bahan baku berbagai produk pangan ikutan maka ketergantungan pada kedelai semakin membesar pula.

Hal inilah yang menyebabkan perkiraan impor kedelai sepanjang 2021 totalnya sebesar 2,6 juta ton. "Karena Kita hanya mampu memproduksi sekitar 20 persennya bahkan lebih rendah lagi," kata Sultan.

"Oleh karena itu, kami mendorong pemerintah untuk melakukan revitalisasi pengembangan produksi tanaman palawija khususnya kedelai melalui serangkaian aksi Ekstensifikaai dan intensikasi dalam rangka meningkatkan produktivitas kedelai. Baik dengan program upaya khusus maupun strategi produksi lainnya," pungkas Sultan.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/