Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Olahraga
23 jam yang lalu
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
2
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Olahraga
24 jam yang lalu
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
3
Sutradara Jelaskan Film 'Deadpool & Wolverine' Tak Hanya untuk Penggemar Berat
Umum
22 jam yang lalu
Sutradara Jelaskan Film Deadpool & Wolverine Tak Hanya untuk Penggemar Berat
4
Inovasi EPS PLN Percepat Pembangunan Gardu untuk Penuhi Kebutuhan Listrik Pelanggan
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Inovasi EPS PLN Percepat Pembangunan Gardu untuk Penuhi Kebutuhan Listrik Pelanggan
5
Anne Hathaway Ungkap Kini Bersih dari Alkohol
Umum
22 jam yang lalu
Anne Hathaway Ungkap Kini Bersih dari Alkohol
6
Rihanna Siap Tampil Sederhana di Karpet Merah Met Gala 2024
Umum
22 jam yang lalu
Rihanna Siap Tampil Sederhana di Karpet Merah Met Gala 2024
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Mencari Solusi untuk Perdamaian Papua Melalui Lokakarya MPI

Mencari Solusi untuk Perdamaian Papua Melalui Lokakarya MPI
Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) menggelar lokakarya 'Membangun Paradigma Inklusif (MPI). (Foto: Istimewa)
Senin, 28 Februari 2022 14:50 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

PAPUA - Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII), Wahana Visi Indonesia (WVI), dan Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) menggelar lokakarya 'Membangun Paradigma Inklusif (MPI)  di Entrop Kota Jayapura sejak 23-25 Februari kemarin.

Kegiatan yang dihadiri 13 peserta meliputi para Pendeta dan Pimpinan Gereja dan Pastor, serta  Fasilitator, dan co-fasilitator ini, menghasilkan program turunan berupa 5 (lima) program unggulan dan prioritas yang terdiri dari 2 (dua) program Pendidikan yaitu Integrasi Sekolah Minggu dan PAUD melalui program pembekalan guru Sekolah Minggu dan PAUD, Program Penggalangan Pendanaan.

Sedangkan bidang ekonomi, membuat 2 (dua) program unggulan dan prioritas yaitu pendataan pemberdayaan ekonomi jemaat dan pedagang di pasar  Tradisonal. Dan program unggulan di dalam menangani isu-isu sosial termasuk diantaranya adalah penanganan 60.000 pengungsi dan pembangunan shelter (penampungan sementara untuk para pengungsi) masyarakat korban konflik.

Ketua II PGGP, Pdt Metusaleh P.A Maury S.Th mengatakan, kegiatan workshop tersebut masih dalam rangkaian peringatan Hhari Pkesabaran Inaik (HPI) ke167. "Workshop MPI merupakan bagian dari rangkaian HPI yang menegaskan bahwa kehadiran gereja-gereja Papua adalah sebagai umat Allah yang dipanggil untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah yang dinampakkan dalam kepeduliaan untuk menyelesaikan masalah Pendidikan, ekonomi dan isu-isu sosial di Papua," kata pdt. Maury.

Dijelaskan, salah satu masalah utama yang dibahas dalam penyusunan program adalah belum terintegrasinya antara Sekolah Minggu dan PAUD akibat perbedaan doktrin, termauk kurangnya dukungan stakeholder dan minimnya pendanaan, serta belum adanya system rekrutmen, kurikulum yang memadai. Penyusunan program lainnya di bidang ekonomi dan isu-isu sosial terkait dengan penanganan pengungsi juga menjadi analisa MPI.

"Syukur Puji Tuhan dalam workshop ini kita berhasil melahirkan lima program unggulan dan prioritas yang terdiri dari dua program Pendidikan dan dua program ekonomi umat,"ucapnya.

Perayaan HPI ke 167 menurutnya merupakan titik tolak membangun semangat iman, ketahanan pengharapan dan jangkauan kasih yang meluas, melintas batas. "Nuansanya nampak dalam hasil keputusan dan rekomendasi konferensi para pemimpin gereja dalam rangkaian Hari Pekabaran Injil yang kita laksanakan ini,"ucapnya lagi.

Sementara itu, Pengajar STT Baptis Papua Maryam Deda mengatakan, dirinya mengaku bersyukur adanya kegiatan tersebut. Menurutnya, materi MPI benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat di Papua. "Pelatihan ini menolong kami sebagai peserta untuk lebih tajam dalam menganalisis masalah-masalah sosial yang ada, mencari akar persoalan hingga bertindak memberikan kontribusi nyata dalam lingkup pengaruh kami," urainya.

Dari materi dan refleksi Alkitab dalam Pelatihan MPI menurutnya, juga berbicara tentang bagaimana Ia harus bersikap, menciptakan situasi dan suasana harmoni di tengah kemajemukan, baik dalam kehidupan bertetangga, maupun dalam tugas dan pelayanan sebagai pengajar di STT. "Materi ini mempertajam saya untuk menjadi pendidik yang 'high impact' (berdampak luas) bagi para mahasiswa," tegasnya.

HPI ke-167 diharapkan bisa menjadi catatan bagi gereja untuk tidak memikirkan diri sendiri, melainkan berkolaborasi dalam proses menciptakan Papua yang lebih baik ke depan. "Api injil tetap menyala dari Tanah Papua, dimulai dari Orang Papua mengalami transformasi, lalu hidup dalam harmoni dan kemajemukan yang ada di dalam Bangsa ini. Semuanya itu bertujuan untuk menjadikan suasana yang lebih baik dan memberkati orang lain di berbagai tempat," tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Sinode Gereja Pentakosta di Papua, Pdt. Dr. Robert Marini M.Th. Kegiatan tersebut hematnya, sangat baik dan berguna. "Saya bersyukur bisa berdampingan dengan teman-teman dari denominasi lain dan para tutor dari Jakarta. Ini sesuatu yang luar biasa, membuka paradigma serta kapasitas baru dalam pergerakan oikumene demi pembaharuan gereja," jelasnya.

Sementara itu salah satu Panitia Penyelenggara HPI, Pst. Kostantinus Bahang (STT Fajar Timur) menyampaikan, bahwa Pelatihan MPI sangat bermanfaat, pasalnya, seluruh program dalam perayaan dan konferensi menjadi siap untuk diimplimentasikan. "Selama ini hasil HPI selalu bermasalah ditahap implementasi rekomendasi, karena tidak ada fasilitator dan metodologi atau cara kerja yang siap untuk mem-break-down seluruh rekomendasi. Sekarang dengan adanya PCC sebagai dapur kebijakan, Lokakarya MPI sangat membantu untuk memberikan bekal pola dan cara kerja yang baik dalam penyusunan program," urainya.

"Saya pribadi tidak begitu puas dengan hasil HPI selama beberapa tahun terakhir karena hanya berupa dokumen rekomendasi, namun melalui pelatihan MPI ini ada indikasi bahwa kita bisa mewujudkan hal-hal yang praktis dan siap diwujudkan. Harapannya, apa yang sudah dibahas oleh para peserta lokakarya MPI ini dapat diperluas ke tim-tim Kerja yang ada di PCC nanti sehingga kita memiliki skema atau desain yang sama dalam pengembangan program," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/