Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
17 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
17 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
17 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
17 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
18 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
13 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Home  /  Berita  /  Olahraga

Menpora Amali Berani Ambil Keputusan Tidak Populer demi Perbaikan Olahraga Nasional

Menpora Amali Berani Ambil Keputusan Tidak Populer demi Perbaikan Olahraga Nasional
Menpora Amali. (Foto: Humas Kemenpora)
Selasa, 19 April 2022 18:51 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyadari mempertahankan keputusan Tim Review Percepatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) yang melakukan efisiensi dalam pengiriman Kontingen Indonesia pada SEA Games 2021 Vietnam tidak membuatnya populer. Bahkan, Menteri asal partai Golkar siap menerima kritik tajam saat mempertahankan rekomendasi Tim Review yang diketuai Prof. Dr. Moch Asmawi.

"Saya tahu persis jika memberangkatkan semua cabang olahraga ke SEA Games 2021 Vietnam akan mendapat pujian. Tetapi, saya lebih memilih untuk mempertahankan rekomendasi Tim Review meski itu tidak populer dan banyak kritikan. Namun, saya yakin rekomendasi Tim Review itu sangat objektif karena tidak mungkin para anggota Tim Review berani mempertaruhkan reputasinya. Semua ini saya lakukan demi kebaikan olahraga Indonesia ke depan. Ibarat kata pepatah Sumatera kalau takut dihantam ombak jangan berumah di tepi pantai dan saya mengambil keputusan itu siap dengan resikonya," tegas Menpora Amali dalam acara "Bincang Santai Tentang Olahraga" di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2022).

"SEA Games dan Asian Games itu sasaran antara. Jadi, kita harus mengedepankan atlet dan cabor yang punya peluang meraih medali emas dan perak. Pemerintah tidak lagi ingin mengirim atlet banyak-banyak tanpa ukuran dan target prestasi yang jelas seperti pada pelaksanaan sebelumnya," tambahnya.

Di SEA Games 2021 Vietnam, pemerintah melakukan efisiensi pengiriman atlet. Total atlet yang dikirim sebanyak 476 atlet dari 31 cabang olahraga. Artinya dilakukan efisiensi sebanyak 43,4 persen dari jumlah atlet yang dikirim ke SEA Games Filipina 2019, yakni 841 atlet dengan 40 cabang olahraga.

Yang lebih mengejutkan lagi, Menpora Amali mengungkapkan ke depan ukuran dan kriteria pemberangkatan atlet ke ajang multi event olahraga internasional akan semakin diperketat dan ditingkatkan. Hal itu berdasarkan masukan dari Tim Review PPON yang terdiri dari Akademisi, Pakar, Guru Besar, Praktisi olahraga, KONI dan KOI/NOC Indonesia.

“Ke depan, saya dapat masukan dari tim review akan ada tambahan kriteria dan ukuran. Sekarang baru by dokumen atau catatan. Tapi kedepan ukuran kita buat dua kali, yang pertama untuk mengingatkan cabang olahraga misalnya ada atlet VO2 max rendah, kita minta tingkatkan ini,” jelasnya.

Kemudian, katanya, ukuran dilakukan pada saat penentuan keberangkatan atlet dan hal ini dilakukan dengan benar-benar objektif. “Ini sekaligus menyadarkan kepada para pimpinan cabang olahraga untuk serius membina. Kalau serius membina pasti hasilnya bagus dan tidak akan takut diukur,” ujarnya.

Memang keputusan Menpora Amali ini menimbulkan polemik. Namun, semua itu dilakukan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Dua dasar hukum ini lahir sebagai jawaban atas perintah Presiden Joko Widodo yang meminta agar Menpora, KONI dan KOI melakukan review total terhadap pembinaan olahraga.

"Kita sedang melakukan perbaikan, ada yang kecewa kita paham. Tetapi coba kenapa kecewa? apa sudah benar pembinaannya, apa sudah benar tata kelolanya? Ini sekaligus seleksi alam terhadap pengelolaan cabang olahraga. Kan menjadi pimpinan cabor bukan hanya namanya tercantum, kemudian cabornya tidak diurus. Nanti kalau tidak jalan bisa masalah lagi,” tegasnya.

Menpora Amali juga mengungkapkan keyakinannya Indonesia mampu menembus peringkat 5 dunia pada Olimpiade 2044. "Sekarang kita sedang nenuju perubahan yang lebih baik. Bahkan ada target yang ambisius yang saya sendiri tadinya tidak masuk akal. Tapi saya diyakinkan tim review tim dan pakar bahwa ini kita capai asal kita berubah yakni kita fokus kemudian kita jelas, kita konsisten dan perubahan tata kelola keolahragaan kita,” ungkapnya.

Lebih jauh, Menpora Amali membandingkan prestasi olahraga dan peringkat negara Jamaika di olimpiade yang berada di atas posisi Indonesia. Padahal, Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk 4 besar dunia dengan jumlah pendudukan sekira 270 juta jiwa.

“Masa kita kalah, karena kalau kita bicara olahraga ukurannya peringkat dunia. Negara yang 270 juta kalah dengan Jamaika yang hanya 2 juta jiwa (jumlah penduduk). Luas wilayah sekitar 11 ribu km2,” katanya.

Adapun kunci kesuksesan Jamaika adalah mereka fokus melakukan pembinaan pada cabang-cabang olahraga yang sesuai dengan karakter fisik mereka yakni Atletik. Begitupun Indonesia, kedepan akan difokuskan pada cabang olahraga yang sesuai dengan karakter fisik yakni yang mengandalkan teknik dan akurasi. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/